Liputan6.com, Jakarta Meskipun mobilitas meningkat saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), warga di sejumlah daerah masih ada yang belum patuh protokol kesehatan (prokes). Peningkatan mobilitas ini dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah dari Google Mobility periode 1-26 Agustus 2021.
Terkait data BPS, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menjelaskan, berdasarkan data kepatuhan protokol kesehatan tingkat nasional terus terjadi peningkatan jumlah orang yang dipantau.
Baca Juga
Advertisement
"Hal ini sejalan dengan upaya Pemerintah melakukan monitoring di tiap sektor kehidupan masyarakat, semata-mata untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat," jelas Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 2 September 2021.
Walau begitu, hasil pemantauan prokes tingkat nasional, diketahui masih ada 20,68 persen kabupaten/kota, 22,61 persen kecamatan, dan 23,63 persen desa atau kelurahan yang lebih dari tiga perempat penduduknya belum mematuhi prokes memakai masker.
"Lalu 21,99 persen kabupaten/kota, 25,06 persen kecamatan, dan 23,98 persen desa atau kelurahan yang lebih dari tiga per empat penduduknya belum patuh dalam menjaga jarak," terang Wiku.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Titik Ketidakpatuhan Masyarakat Terhadap Prokes
Wiku Adisasmito menyebut, titik-titik kerumunan yang memiliki tingkat ketidakpatuhan yang tinggi terhadap protokol kesehatan masyarakat. Di antaranya, restoran, kedai, bandara, jalan umum, dan rumah.
"Hal ini perlu menjadi motivasi bagi kita bersama untuk mengevaluasi kembali, sudah sejauh mana peran kita mengendalikan pandemi COVID-19," pungkasnya.
"Semoga ke depannya, kepatuhan kita terhadap protokol kesehatan akan semakin meningkat, dilaksanakan penuh tanggung jawab di manapun dan kapan pun kita berada."
Advertisement
Data BPS Soal Mobilitas pada Juli dan Agustus 2021
Data BPS mencatat perbandingan mobilitas saat PPKM Darurat Jawa-Bali pada Juli dan Agustus 2021. Pada Juli 2021, mobilitas penduduk di tempat perdagangan ritel dan rekreasi mengalami penurunan cukup tajam, yaitu 20 persen.
Saat konferensi pers Rabu (1/9/2021), Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto memaparkan, seiring kasus positif COVID-19 dan Bed Occupancy Rate (BOR) mulai menurun, pertengahan Agustus 2021 tampak mobilitas penduduk di tempat perdagangan ritel dan rekreasi sudah mulai membaik, dengan penurunan semakin kecil, yaitu -13,2 persen.
Pergerakan penduduk di tempat belanja kebutuhan sehari-hari pada Juli 2021 tercatat mengalami penurunan menjadi 12,8 persen dari bulan sebelumnya sebesar 19,8 persen. Pada Agustus 2021, kembali tumbuh menjadi 15,3 persen.
Begitu pula dengan pergerakan penduduk di tempat-tempat taman, yang sebelumnya turun menjadi -20 persen, lalu Agustus kembali membaik dengan tingkat penggunaannya menjadi -15 persen.
"Untuk di tempat transit sangat terdampak PPKM darurat pada Juli lalu, memengaruhi mobilitas penduduk di tempat transit, yaitu di terminal bandara dan sebagainya," tutur Setianto.
Infografis Ayo! Jaga Jarak
Advertisement