Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Yusmada Faisal menyatakan, terdapat sejumlah ancaman yang dapat mengakibatkan Ibu Kota tenggelam.
Salah satunya akibat adanya genangan air dari hujan ataupun luapan sungai di Jakarta yang tidak dapat mengalir ke laut mengikuti gravitasi.
Advertisement
Kata dia, hal tersebut disebabkan kondisi permukaan di pesisir dan tengah Jakarta yang sama-sama sudah menurun.
"Misalnya turun hujan di Bundaran HI, itu tidak bisa langsung gravitasi ke laut. Harus dikirim dulu ke Waduk Melati dan dipompa ke laut dari kanal barat," kata Yusmada dalam diskusi virtual, Kamis (2/9/2021).
Yusmada menyebut, kondisi di Jakarta tidak bisa lagi mengandalkan gravitasi, karena berada di bawah permukaan laut. Karena hal itu, pihaknya melakukan sejumlah strategi antisipasi banjir di Jakarta.
"Untuk itu kita butuh dinormalkan (lagi) aliran air melalui sistem-sistem polder, Waduk Pluit di tengah, nanti bagaimana di timur, di barat itu," ucapnya.
Prediksi Jakarta Tenggelam
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyatakan, prediksi NASA bahwa Jakarta akan tenggelam dijadikan sebagai peringatan tanda bahaya.
Menurut Anies, prediksi Jakarta tenggelam dilatarbelakangi sejumlah faktor. Tak hanya karena naiknya permukaan air laut seperti yang disampaikan dalam pidato Presiden Amerika, Joe Biden.
"Tapi juga penurunan muka tanah. Ada studi dilakukan menunjukan penurunan tanah terjadi di hampir seluruh wilayah di Jakarta," kata Anies dalam diskusi virtual, Selasa (10/8/2021).
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu penurunan permukaan tanah tidak hanya terjadi di Jakarta Utara. Namun peristiwa tersebut juga terjadi di wilayah Jakarta Selatan.
Advertisement