IHSG Berpeluang Menghijau, Simak Saham Pilihan Jelang Akhir Pekan

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan berada di kisaran 6.072-6.130 pada Jumat, 3 September 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Sep 2021, 07:47 WIB
Pengunjung melintas dilayar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (30/12/2019). Pada penutupan IHSG 2019 ditutup melemah cukup signifikan 29,78 (0,47%) ke posisi 6.194.50. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan Jumat (3/9/2021). Harga komoditas akan pengaruhi laju IHSG.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, IHSG ditutup koreksi 0,2 persen ke posisi 6.078 pada Kamis, 2 September 2021. Koreksi IHSG tertahan pada moving average (MA) 60-nya. Ia perkirakan, selama tidak terkoreksi menembus 6.021, IHSG berpeluang menguat untuk uji posisi 6.120-6.130 dahulu.

Worst case, apabila IHSG terkoreksi agresif ke bawah level supportnya, IHSG akan mengarah ke 5.850-5.900,” ujar dia dalam catatannya.

Ia prediksi, IHSG berada di kisaran support 6.021,5.938 dan resistance 6.179,6.263.

Hal senada dikatakan Kepala Riset PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi. Ia menuturkan, IHSG berpotensi mencoba menguat pada perdagangan Jumat pekan ini. IHSG akan berada di kisaran 6.072-6.130.

“Secara teknikal IHSG bergerak melemah di bawah level MA20 namun tertahan di atas MA50 pada pergerakan sebelumnya akan menjadi signal pembalikan arah pergerakan yang berpotensi cukup kuat kembali pada tren positifnya,” ujar dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 3 halaman

Sentimen Bursa Asia dan Harga Komoditas

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Perdagangan bursa saham 2018 dibuka pada level 6.366 poin, angka tersebut naik 11 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Selain itu, sentimen yang pengaruhi antara lain Bursa Asia berpotensi bergerak moderate pada akhir pekan setelah Wall Street kembali cetak rekor tertinggi sedangkan nilai tukar rupiah jatuh menjelang laporan pekerja AS yang akan membentuk pandangan tentang prospek kebijakan moneterh The Fed.

Laporan pekerja AS diekspektasi naik menjadi 725 ribu pekerjaan pada Agustus 2021. Imbal hasil Treasury 10-tahun AS turun tipis dan nilai tukar dolar mencapai level terendah empat minggu.

Dari komoditas, harga minyak mentah mendekati USD 70 per barel di tengah taruhan pasar dapat menyerap pasokan tambahan dari OPEC+ karena Teluk AS bergulat dengan dampak Badai Ida. Tambang logam mayoritas naik dengan timah naik 0,30 persen dan nikel naik 0,52 persen.

3 dari 3 halaman

Saham Pilihan

Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk pilihan saham, Lanjar memilih saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Charoen Pokphand Tbk (CPIN).

Selain itu, ada saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Medco Energi Tbk (MEDC), PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR), PT United Tractor Tbk (UNTR), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Sedangkan Herditya memilih saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Saratoga Investama Tbk Sedaya (SRTG), PT PP London Sumatra Tbk (LSIP), dan PT Bank IBK Indonesia Tbk (AGRS).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya