Liputan6.com, Jakarta Ketika bebas, mantan narapidana akan kembali ke tengah masyarakat dan melanjutkan kehidupan. Menanggapi hal ini, psikolog Jovita Maria Ferliana menjelaskan sikap apa saja yang sebaiknya dilakukan para mantan narapidana yang baru bebas dari penjara.
Menurutnya, penjara adalah tempat untuk introspeksi atas tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya. Namun, ia tidak mengetahui apakah di penjara selalu ada intervensi psikologis atau tidak.
Baca Juga
Advertisement
“Jadi kalau memang ada, itu akan jauh lebih baik. Intervensi psikologis adalah suatu l psikologis untuk meminimalisasi atau menghilangkan perilaku yang sama agar tidak terjadi di kemudian hari,” ujar Jovita kepada Health Liputan6.com melalui sambungan telepon, Jumat (3/9/2021).
Ambil Waktu Sejenak untuk Bebenah
Terlepas dari ada atau tidaknya intervensi psikologis dalam penjara, Jovita menyarankan mantan penghuni rumah tahanan untuk mengambil waktu sejenak guna bebenah diri.
“Baru keluar penjara banyak hal yang harus diatur ulang. Contohnya tentang keseharian, jadwal-jadwal, terutama mantapkan dulu rutinitas harian yang biasa dilakukan seperti olah fisik, olahraga, dan berdoa.”
Terkait interaksi atau komunikasi, dapat dilakukan dengan keluarga dan teman-teman terdekat terlebih dahulu. Tak lupa istirahat dan hal-hal yang berkaitan dengan bebenah seperti beres-beres rumah dan sebagainya.
“Setelah jeda itu dilakukan dan bisa berdamai dengan diri sendiri barulah boleh beraktivitas di area profesi dan pekerjaan. Jadi menurut saya, jangan buru-buru setelah keluar penjara langsung ambil tawaran kerja.”
Advertisement
Pendampingan Keluarga dan Memilah Pekerjaan
Di sisi lain, keluarga juga berperan penting dalam memberi pendampingan dan dorongan. Keluarga sebaiknya selalu ada untuk para mantan tahanan.
Hal ini berguna, supaya mantan tahanan merasa nyaman, merasa diterima, dan merasa bahwa momen yang bertahun-tahun hilang dapat kembali lagi.
Jika semua hal itu sudah dilakukan dengan baik, maka mantan napi sudah siap menerima pekerjaan-pekerjaan. Jika pun sudah siap kerja, Jovita menyarankan untuk memilah-milah pekerjaan yang akan diterima.
Mengingat, mantan napi membutuhkan adaptasi dan perlu menghindari pekerjaan yang risikonya tinggi. Misal, pekerjaan yang akan mengungkit kasus sebelumnya dan mengeksploitasi secara berlebihan.
“Tapi itu tergantung yang bersangkutan juga ya, ingin jeda atau tidak. Menurut saya waktu rehat sejenak untuk bebenah diri dan menghabiskan waktu bersama keluarga itu penting dilakukan,” pungkasnya.
INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual
Advertisement