Liputan6.com, Jakarta - Taliban telah menguasai Afghanistan dengan kecepatan luar biasa. Tetapi ketika mereka berkuasa di Kabul merencanakan pemerintahan baru, masih ada duri besar di pihak mereka yakni sebuah lembah kecil perlawanan anti-Taliban di timur laut ibu kota yang menolak untuk menyerah meskipun sepenuhnya dikepung.
Melansir BBC, Jumat (3/9/2021), pemimpin senior Taliban Amir Khan Motaqi telah meminta penduduk Lembah Panjshir untuk meletakkan senjata mereka, tetapi ada sedikit tanda dari mereka yang mematuhi.
Baca Juga
Advertisement
Puluhan anggota Taliban dikatakan telah tewas dalam pertempuran di sepanjang perbatasannya sejak 15 Agustus, ketika Kabul jatuh, dan pertempuran terus berlanjut.
Lembah Panjshir, lembah di Afghanistan timur yang telah menjadi rumah bagi Front Perlawanan Nasional (NRF), sebuah kelompok multi-etnis yang terdiri dari milisi dan mantan anggota pasukan keamanan Afghanistan, yang dilaporkan berjumlah ribuan.
Foto-foto yang dirilis minggu ini menunjukkan apa yang tampak sebagai kelompok yang terorganisir, bersenjata lengkap, dan terlatih.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Konflik di Lembah Panjshir
Kelompok militan Taliban telah mendorong gagasan bahwa "Imarah Islam Afghanistan adalah rumah bagi semua warga Afghanistan" milik Taliban.
Perlawanan Lembah Panjshir - tepat di ambang pintu ibu kota - merupakan pukulan bagi citra persatuan ini.
Di media sosial, tagar yang menyuarakan dukungan untuk perlawanan mulai bermunculan.
Taliban dan NRF telah bernegosiasi, tetapi meskipun kedua belah pihak mengatakan mereka ingin menghindari perang, belum ada penyelesaian yang tercapai, dan tampaknya pembicaraan telah membuka jalan untuk pertempuran terbuka.
Taliban mengatakan mereka telah mengirim ratusan anggotanya, tetapi Panjshir sudah siap.
Menurut kantor berita AFP, anggota Taliban yang berhasil mencapai tepi lembah akan disambut oleh sarang senapan mesin, mortir dan pos pengawasan yang dibentengi dengan karung pasir.
Kedua belah pihak mengatakan mereka telah menimbulkan korban, tetapi jumlah pastinya sulit untuk diukur. Klaim oleh Taliban bahwa mereka telah menguasai daerah-daerah tertentu juga telah dibantah oleh NRF.
Taliban juga dilaporkan mencoba untuk memotong jalur pasokan ke lembah, berpotensi berharap untuk memaksa perlawanan untuk menyerah.
Advertisement