Liputan6.com, Jakarta - Para wanita Afghanistan yang membangkang, mengadakan protes yang jarang terjadi pada Kamis (2/9) dengan mengatakan bahwa mereka bersedia mengenakan burqa jika anak perempuan mereka masih bisa bersekolah di bawah pemerintahan Taliban.
"Ini adalah hak kami untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan dan keamanan," teriak kelompok yang terdiri dari sekitar 50 perempuan itu, sambil melambaikan plakat di jalan-jalan kota Herat, Afghanistan barat.
Advertisement
Mengutip Channel News Asia, Jumat (3/9/2021), selama masa kekuasaan pertama Taliban, sebelum digulingkan oleh invasi pimpinan Amerika Serikat pada tahun 2001, perempuan dan anak perempuan sebagian besar tidak mendapat pendidikan dan pekerjaan.
Ada pun sejumlah aturan yang ditetapkan oleh Taliban sebelumnya adalah burqa menjadi wajib di depan umum, wanita tidak bisa meninggalkan rumah tanpa pendamping pria, dan protes jalanan tidak mungkin dilakukan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Protes Kelompok Perempuan
Herat, sebuah kota Jalur Sutra kuno yang dekat dengan perbatasan Iran, telah lama menjadi pengecualian kosmopolitan untuk pusat-pusat yang lebih konservatif, meskipun beberapa wanita sudah mengenakan burqa.
"Kami di sini untuk meminta hak kami," Fereshta Taheri, salah satu demonstran, mengatakan kepada AFP melalui telepon.
"Kami bahkan siap mengenakan burqa jika mereka memberi tahu kami, tetapi kami ingin para wanita pergi ke sekolah dan bekerja," tambah fotografer dan seniman itu.
Taliban telah berjanji kepemimpinan mereka akan "inklusif", tetapi banyak yang meragukan perempuan akan menemukan tempat di pemerintahan baru Afghanistan.
"Kami mengikuti berita, dan kami tidak melihat ada wanita dalam pertemuan Taliban," kata salah satu peserta demonstrasi di Herat, Mariam Ebram.
Advertisement