Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan keterlibatan rasio produk UMKM Dalam rantai pasok nilai global itu masih rendah 6,3 persen, jauh di bawah negara tetangga yakni Malaysia yang sudah mencapai 46,2 persen.
“Keterlibatan rasio produk UMKM Dalam rantai pasok nilai global itu masih rendah 6,3 persen, jauh di bawah Malaysia yang sudah mencapai 46,2 persen, Thailand 29,6 persen, Vietnam 20,1 persen dan Filipina 21,4 persen,” kata Teten Masduki dalam Penandatanganan Nota Kesepahaman KemenKopUKM dengan KemenPerin dan KemenBUMN, Jumat (3/9/2021).
Advertisement
Selain itu, kontribusi Ekspor UMKM Indonesia juga masih rendah diangka 14 persen. Kata Teten itu jauh dibandingkan dengan China sebesar 70 persen, Jepang 54 persen.
“Nah, ini artinya apa UMKM perlu segera menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan industri global,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dengan adanya kerjasama dengan Kementerian BUMN dan Kementerian Perindustrian bisa membuka jalan agar KUMKM dan IKM dapat menjadi bagian dari rantai pasok industri nasional dan industri global.
“Nah jadi kemitraan UMKM dan BUMN dalam rantai pasok ini saya kira ini salah satu terobosan. Kalau nggak nanti UMKM hanya bikin krapak kripik krupuk terus,” katanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ubah Struktur Ekonomi
Sementara itu, jika dibandingkan dengan UMKM di China, Jepang, dan Korea Selatan, mereka sudah mulai masuk ke produk-produk yang berbasis kreativitas dan inovasi teknologi dan sudah masuk dari pada rantai pasok industri nasional dan global, sehingga ekspornya signifikan.
Lebih lanjut Teten mengatakan penting untuk mencari terobosan agar bisa mengubah struktur ekonomi Indonesia yang di dominasi oleh UMKM agar mereka naik kelas dan semakin produktif, serta bisa masuk ke rantai pasok industri nasional hingga global.
“Penting kita mencari terobosan-terobosan bagaimana kita bisa mengubah struktur ekonomi yang didominasi oleh usaha mikro yang kebanyakan informal ini yang tidak produktif ini bisa naik kelas menjadi lebih baik,” pungkasnya.
Advertisement