Liputan6.com, Medan Wali Kota Medan, Bobby Nasution, mengeluarkan kebijakan pelestarian budaya dan tradisi. Salah satunya mewajibkan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah (Pemko) Medan agar mengenakan pakaian adat setiap hari jumat.
Kebijakan itu telah dimulai Jumat (3/9/2021). Bobby Nasution sendiri memilih mengenakan pakaian adat Melayu lengkap dengan Tanjak berwarna kuning dipadukan sarung warna kuning pula, plus teluk belanga berwarna hitam.
Tampak seluruh ASN di Pemko Medan juga telah mengenakan pakaian beranekaragam adat yang ada di tanah air. Terkhususnya pakaian adat sejumlah suku di Sumatera Utara (Sumut).
Baca Juga
Advertisement
Menanggapi kebijakan itu sejumlah budayawan memberikan pujian. Suyadi San, seniman yang juga peneliti Balai Bahasa Sumut menilai langkah tersebut bagus. Kota Medan yang unik nan heterogen juga multikultural sudah selayaknya menampakkan ciri khasnya.
"Wah, bagus itu. Medan kota yang unik. Heterogen dan multikultural. Sudah banyak yang lupa dengan adat-tradisi, kan, termasuk ASN. Nah, saatnya sekarang kembali ke tradisi. Walau berupa simbol, lama-kelamaan akan tertanam kembali semangat tradisional di tengah hiruk-pikuk modernitas, misal semangat gotong royong, tepa salira, saling menghargai," papar Suyadi.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Lestarikan Budaya dan Tradisi
Dikaitkan Suyadi, apa yang dilakukan Bobby Nasution akan melestarikan budaya dan tradisi sendiri.
"Meminjam trigatra Badan Bahasa (utamakan bahasa Indonesia, kuasai bahasa asing, lestarikan bahasa daerah), utamakan budaya nasional, ketahui budaya asing, lestarikan budaya tradisi," pungkas pria yang juga akademisi tersebut.
Ketua Badan Kebudayaan Nasional (BKN) Sumut, Idris Pasaribu, juga memuji langkah Wali Kota Medan. Kata Idris, sejak lama dia telah mengusulkan hal seperti ini. Dan di zaman Bobby Nasution jadi wali kota akhirnya terwujud.
"Saya sudah lama menulis agar Sumut tidak hanya batik. Masing-masing daerah harus kenakan pakaian adat masing-masing. Pakai adat Melayu, Karo, Batak, Nias, dan sebagainya. Pasti akan ada manfaatnya selain mempertahankan tradisi," kata Idris.
Menurut Idris, jika tradisi digunakan maka akan meningkatkan perekonomian. "Penenun dapat penghasilan, modiste dapat, penjahit dapat, transportasi dapat penghasilan, banyak pihak bakal merasakan dampak yang bagus andai tradisi kita banggakan, kita kenakan. Saya apresiasi langkah Bobby Nasution," lanjut Idris.
"Kalau pakai tenun asli, lebih bagus. Akan menjaga tradisi. Langkah yang bagus. Karena banyak keuntungan kalau pakai tenunan asli. Tiap daerah punya tenun masing-masing," sambungnya.
Advertisement
Mencerminkan Bhineka Tunggal Ika
Langkah Bobby Nasution soal tradisi ini sejak awal telah dibuktikannya. Pada peringatan Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2021 lalu, Bobby Nasution tampil ke publik dengan pakaian adat Toba. Itu merupakan simbol Bobby merupakan wali kota yang mengabdi dan bekerja untuk seluruh lapisan, kelompok, dan golongan.
"Mencerminkan Bhineka Tunggal Ika yang beragam namun memiliki rasa kebersamaan yang tinggi. Saya sebagai Kepala Badan Kebudayaan (BKN) Sumut menyatakan, Bobby memang seorang nasionalis sejati, sebagai etnik Mandailing memakai pakaian Toba, menunjukkan sikap bahwa di Sumut, etnik itu adalah milik bersama," puji Kepala BKN Sumut, Idris Pasaribu, saat itu.