Selain Cegah Penuaan Dini, Sunscreen Sebaiknya Dipakai Meski Kerja dari Rumah

Penggunaan sunscreen atau tabir surya tetap dibutuhkan meski lebih banyak beraktivitas di dalam rumah.

oleh Henry diperbarui 04 Sep 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi WFH Credit: pexels.com/Ekaterina

Liputan6.com, Jakarta - Di masa pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lebih dari setahun ini, masih banyak pekerja yang menjalani kerja dari rumah atau work from home (WFH). Meski lebih banyak berada di rumah, bukan berarti bisa terbebas dari beragam masalah kulit.

Para pekerja sebaiknya tidak mengabaikan beberapa faktor yang bisa menyebabkan kulit wajah cepat menua. Contohnya, paparan sinar matahari dan sinar biru dari gawai yang terbukti punya efek negatif bagi kulit.

Kerusakan bisa terjadi berdasarkan panjang gelombang ultraviolet yang dibagi menjadi tiga yaitu UV A, UV B, dan UV C. Hal itu juga bisa terjadi pada Anda yang mendesain meja kerja di rumah dekat dengan jendela.

Sinar UV A bisa menembus hingga lapisan dalam kulit (dermis) yang ternyata dapat memicu percepatan penuaan. "Sekitar 95 persen dari sinar matahari itu mengandung UV A yang bisa menembus atmosfer, awan, jendela, hingga masuk ke lapisan dermis kulit," terang dr. Farrah Erman dari Team Medical Regenesis dalam jumpa pers virtual ROE Education, Jumat, 3 September 2021.

Kesimpulannya, penggunaan sunscreen atau tabir surya tetap dibutuhkan meski menjalani WFH dan lebih banyak beraktivitas di dalam rumah. Dokter Farrah menyarankan, minimal memakai sunscreen dengan kandungan SPF 30 yang bisa memproteksi 95 persen paparan sinar matahari.

Sementara tabir surya dengan kadar SPF 50 mampu memproteksi hingga 98 persen. "Yang terpenting, menggunakan sunscreen dengan proteksi luas untuk UVA dan UVB, dan nilai SPF yang tinggi. Lalu, pakailah sunscreen dalam jumlah yang cukup, jangan terlalu sedikit," ungkapnya. 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Takaran Pemakaian

Dr Farrah Erman dari Team Medical Regenesis sebagai perwakilan Prof Gogh. (Liputan6.com/Henry)

Takaran pemakaian sunscreen yang benar sebanyak 1-2 sendok teh untuk area wajah dan leher. Takaran serupa juga disarankan untuk area tubuh.

Namun untuk lebih mudah, Farrah menyarankan, menakar sunscreen dengan dua ruas jari tangan untuk setiap pemakaian di wajah dan leher. Takaran yang sama juga berlaku untuk setiap pemakaian di bagian tubuh lain, seperti setiap satu lengan, paha, dan betis.

Ia menyarankan agar sunscreen sebaiknya tidak hanya dipakai sekali dalam sehari. Oleskan kembali kalau saat beraktivitas Anda terlalu banyak berkeringat atau terkena air.


Sinar Biru dari Gawai

Ilustrasi Penggunaan Sunscreen Credit: pexels.com/Moose

"Untuk penggunaan kembali atau re-apply biaanya sekitar delapan jam setelah penggunaan pertama atau sebelumnya. Namun, misalnya kurang dari delapan jam melakukan kegiatan yang berkeringat, ada baiknya oleskan kembali sebelum delapan jam," jelasnya,

Selain sinar matahari, sinar biru dari gawai juga bisa jadi pemicu penuaan dini. Untuk mencegahnya, bukan hanya dengan sunscreen tapi juga dengan menggunakan antioksidan.

Produk sunscreen yang terbuat dari tumbuhan paku juga bisa digunakan. Manfaatnya untuk mencegah kerusakan DNA dalam kulit. Menurut Farrah, kandungan itu yang melindungi kulit dari paparan sinar biru dari gawai.


WFH Bukan Berarti Jalan-Jalan ke Luar Kota

Infografis WFH Bukan Berarti Jalan-Jalan ke Luar Kota (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya