Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim menjadi isu yang direspons secara serius oleh banyak negara di dunia, termasuk Indonesia. Sebagai negara yang telah meratifikasi Paris Agreement dan dituangkan dalam Nationally Determined Contributions (NDC), Indonesia berkomitmen mengurangi emisi gas rumah kaca sampai 29 persen dengan usaha sendiri, dan 41 persen dengan dukungan internasional pada 2030.
Sejalan dengan itu, Pemerintah menyiapkan konsep ekonomi sirkular yang akan diintegrasikan ke dalam pembangunan ekonomi hijau rendah karbon yang saat ini dikenal dengan konsep Environmental Social, dan Good Governance (ESG) atau tata kelola lingkungan, sosial, dan perusahaan.
Advertisement
Ekonomi sirkular dan ESG akan mendorong aktivitas bisnis menjadi berkelanjutan. Fokus tidak hanya laba semata tapi juga mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial.
Mendukung upaya tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menerbitkan (POJK) 51/2017 tentang pelaksanaan kewajiban laporan berkelanjutan bagi lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik (POJK Keuangan Berkelanjutan).
Sebelumnya, pada 8 Juni 2009, Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) meluncurkan Indeks saham Sustainable and Responsible Investment (SRI)-KEHATI yang mengacu pada United Nations’ Principles for Responsible Investment (PRI).
Indeks ini menggunakan prinsip keberlanjutan, keuangan, dan tata kelola yang baik, serta kepedulian terhadap lingkungan hidup sebagai tolok ukurnya. Melansir dari laman resmi kehati.or.id, Sabtu (4/9/2021), saat ini Indeks SRI-KEHATI menjadi satu-satunya referensi bagi prinsip investasi yang menitikberatkan pada isu Environmental, Social and Good Governance (ESG) di pasar modal Indonesia.
Indeks SRI-KEHATI terdiri dari 25 saham perusahaan publik yang tercatat di BEI. Susunan indeks ini ditinjau ulang dan diperbarui pada Mei dan November setiap tahun.
Sejak peluncurannya, secara historis indeks ini telah menunjukkan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan beberapa indeks utama seperti Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), LQ45, JII, dan lain sebagainya.
Merujuk data BEI, kinerja indeks SRI KEHATI tercatat naik 4,99 poin atau 1,52 persen pada perdagangan Jumat, 2 September 2021, berada di level 332,96 dari perdagangan sebelumnya 327,97.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Daftar Saham Indek SRI-KEHATI
Pada Juni 2021, BEI mengumumkan evaluasi mayor dan penerapan free float Indeks SRI-KEHATI, Investor33, Bisnis-27, dan Pefindo i-Grade No. Peng-00170/BEI.POP/06-2021
Dalam pengumuman itu, BEI menyatakan akan melakukan penyesuaian tahap I.Jumlah Saham Penghitungan Indeks yaitu menerapkan saham free float + 70 persen saham non-free-float serta batasan bobot (cap) sebesar 170 persen.
Ini merupakan bagian dari proses perubahan cara penghitunganatau pembobotan saham dalam suatu indeks. Bursa ingin menyeragamkan cara penghitungan indeks dengan metode Capped Free Float Adjusted Market Capitalization Weighted Average.
Sementara, keempat indeks tersebut masih memakai penghitungan dengan metode Market Capitalization Weighted yang tidak memperhitungkan angka free float atau saham beredar yang bebas ditransaksikan di pasar sekunder.
Sesuai jadwal rutinnya, evaluasi mayor indeks SRI-Kehati harusnya dilakkan tiap Mei dan November. Namun, karena ada perubahan metode free float ini maka sejumlah indeks melakukan penyesaian tidak sesuai jadwal rutin.
Dalam evaluasi kali ini, selain pembobotan, ada perubahan anggota indeks SRI-KEHATI. Dua emiten yang terdepak adalah Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) dan Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA). Sementara itu, dua anggota baru yang masuk adalah Timah Tbk (TINS) dan Cikarang Listrindo Tbk (POWR).
Advertisement
Daftar Emiten pada Indeks SRI-KEHATI
Sehingga daftar emiten pada indeks SRI-KEHATI menjadi sebagai berikut:
1 ASII - Astra International Tbk
2 AUTO - Astra Otoparts Tbk
3 BBCA - Bank Central Asia Tbk
4 BBNI - Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
5 BBRI - Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
6 BBTN - Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
7 BMRI - Bank Mandiri (Persero) Tbk
8 BSDE - Bumi Serpong Damai Tbk
9 DSNG - Dharma Satya Nusantara Tbk
10 INCO - Vale Indonesia Tbk
11 INDF - Indofood Sukses Makmur Tbk
12 JSMR - Jasa Marga (Persero) Tbk
13 KLBF - Kalbe Farma Tbk
14 LSIP - PP London Sumatra Indonesia Tbk
15 NISP - Bank OCBC NISP Tbk
16 PGAS - Perusahaan Gas Negara Tbk
17 POWR - Cikarang Listrindo Tbk
18 PTPP - PP (Persero) Tbk
19 SIDO - Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk
20 SMGR - Semen Indonesia (Persero) Tbk
21 TINS - Timah Tbk
22 TLKM - Telkom Indonesia (Persero) Tbk
23 UNTR - United Tractors Tbk
24 UNVR - Unilever Indonesia Tbk
25 WIKA - Wijaya Karya (Persero) Tbk