Liputan6.com, Pekanbaru - Konflik harimau sumatra dengan manusia di Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, akhirnya ditempuh dengan jalan evakuasi. Harimau akan ditangkap lalu dipindah ke lokasi lain agar manusia yang mendiami habitat satwa liar itu tidak menjadi korban lagi.
BBKSDA Riau sudah memasang kamera intai di desa tersebut. Lokasinya tak jauh dari remaja 16 tahun, Malta Alfarel Nduru, meninggal dunia dengan dugaan diterkam harimau sumatra.
Baca Juga
Advertisement
Kepala Bidang Teknis BBKSDA Riau Mahfud mengatakan, kamera itu belum merekam penampakan harimau sumatra. Padahal lokasinya merupakan daerah yang menjadi tempat lalu larang harimau.
"Belum ada tanda-tanda kedatangan harimau di lokasi," kata Mahfud, Sabtu petang, 4 September 2021.
Selain kamera, BBKSDA Riau bersama TNI dan Polri juga memasang dua kandang jebak atau box trap. Dua kandang ini dipasang di lokasi jasad Malta ditemukan pada 29 Agustus 2021.
Kambing menjadi umpan di kandang itu. Harapannya harimau tertarik memangsa kambing karena beberapa waktu lalu satwa liar tersebut sering memangsa ternak di desa.
"Hingga hari ini juga belum ada laporan harimau memakan umpan," kata Mahfud.
Sebagai informasi, harimau mulai sering menghampiri barak atau rumah pekerja kebun serta pemukiman warga di desa itu dalam beberapa bulan belakangan. Awalnya harimau sumatra hanya memakan ayam.
Seiring berjalannya waktu, harimau mulai masuk ke kandang ternak warga di belakang permukiman. Beberapa kambing menjadi santapan, bahkan anjing tak luput dari terkamannya.
*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Rentetan Kemunculan Harimau
Mitigasi konflik mulai dilakukan BBKSDA Riau. Setiap hari warga membuat api unggun ketika malam datang agar harimau tak mendekati pemukiman.
Petugas juga menggunakan petasan ketika mendengar auman harimau. Petasan diarahkan ke sumber suara sehingga membuat harimau sumatra sempat menghilang beberapa saat.
Harimau sempat muncul lagi dengan menerkam pekerja perusahaan kayu, Azmi. Beruntung pria ini selamat meskipun kakinya sempat ditarik lalu diseret ke arah hutan.
Lagi-lagi harimau menghilang setelah petugas menyusuri hutan. Selanjutnya pada 29 Agustus 2021, ada remaja menghilang dalam kegelapan malam di hutan.
Jasadnya ditemukan beberapa jam usai pencarian. Organ vitalnya hilang termasuk organ tempat sejumlah indra penciuman manusia berada.
Harimau menjadi tertuduh. Pasalnya usai kejadian itu, harimau datang ke belakang rumah korban dan meninggalkan banyak jejak di tanah.
Rentetan kejadian ini membuat BBKSDA Riau memutuskan untuk menangkap harimau sumatra yang sering muncul di desa. Ketika proses penangkapan berlangsung, warga diminta tak beraktivitas sendirian, mengurangi aktivitas di hutan ataupun pada malam hari.
Lokasi konflik ini berada di kawasan perkebunan PT Sawit Unisraya. Lokasi ini berbatasan dengan Kabupaten Pelalawan dan masuk ke lansekap Senepis yang dari dulunya selalu dihuni harimau.
Advertisement