Liputan6.com, Jakarta - Saat melibas tanjakan, mobil dengan sistem penggerak roda depan (front wheel drive/FWD) kerap disebut tidak sebaik mobil dengan penggerak belakang (rear wheel drive/RWD). Padahal, sistem penggerak roda depan bukanlah penyebab sebuah mobil kesulitan menanjak.
Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu menyebutkan penggerak depan maupun penggerak belakang tidak memiliki perbedaan signifikan saat menanjak apabila kondisi medan jalannya ideal.
Advertisement
"Kalau semua ideal, di tanjakan curam, ban ideal, pengemudinya juga tahu semua, enggak ada masalah dengan penggerak depan. Perbedaan tidak signifikan. Apalagi kalau traffic-nya tidak macet, enggak ada masalah. Yang paling penting adalah metode step-step-nya itu. Kalau step-step-nya bisa, tinggal penyesuaian saja," kata Jusri dalam keterangannya, Minggu (5/9/2021).
"Secara keseluruhan kalau mobilnya sudah bergerak, sudah ada motion (momentum bergerak sebelum tanjakan) sebenarnya tidak ada masalah untuk penggerak roda depan atau belakang," imbuhnya.
Tips Aman di Tanjakan
Sebelumnya beredar video Mitsubishi Xpander yang mengalami hilang traksi saat menanjak di Sitinjau Lauik, Sumatera Barat. Dalam video itu, roda depan Xpander kehilangan traksi dengan permukaan jalan yang licin seusai diguyur hujan.
Namun jika video dilihat hingga selesai, Xpander itu sebenarnya bisa melibas tanjakan Sitinjau Lauik setelah pengemudinya mengubah haluan mobil ke sisi terluar pada tikungan tanjakan yang terkenal curam tersebut.
"Sudut terdalam di belokan itu adalah sudut yang tekukannya paling dalam. Sudut yang tekukannya paling tajam otomatis akan membuat mobil lebih susah naik dibanding sudut yang paling luar. Makanya truk-truk yang melewati belokan itu tidak ada yang ngambil bagian yang dalam. Jadi sebetulnya bukan karena enggak bisa nanjak," kata brand ambassador Mitsubishi Indonesia, Rifat Sungkar, seperti dilansir Antara.
Dalam video tersebut juga terlihat mobil dengan penggerak roda belakang mengalami tantangan untuk melibas tanjakan. Sebagian besar dari mereka melintasi sudut terluar tanjakan dan mengambil jarak dengan mobil di depannya agar tak berhenti di tikungan.
"Usahakan jangan melakukan perlambatan saat menanjak. Caranya jaga jarak dari jauh, supaya tidak melakukan perlambatan. Kalau terlalu mepet, pasti akan melakukan perlambatan ketika kendaraan di depan melakukan perlambatan atau berhenti. Jaga jarak supaya terus memelihara momentum (pergerakan)," Jusri menambahkan.
"Pergerakan itu akan menimbulkan momentum. Sehingga momentum ini akan membuat bobot kendaraan jadi lebih enteng karena ada gerakan momentum bukan gerakan dari mesin saja. Artinya beban mesin jadi lebih rendah," Jusri memungkasi.
Pada saat peluncuran Xpander, Tsunehiro Kunimoto selaku Corporate Vice President, Design Division Mitsubishi Motors Corporation (MMC) mengatakan mobil berpenggerak roda depan justru lebih efisien, mengakomodir teknologi terbaru, dan menambah kelegaan pada ruang kabin karena lantai kendaraan menjadi rata.
"Tren di Eropa banyak memakai FWD karena akan lebih mengakomodasi teknologi baru," jelas Tsunehiro Kunimoto dalam sebuah pameran nasional. "Misalnya lantai kabinnya rata karena konsep MPV tentunya harus lega. Beratnya juga lebih ringan."
Xpander juga memiliki teknologi Hill Start Assist yang membantu pengemudi di tanjakan. MMKSI juga pernah mempertontonkan Xpander yang mampu menarik carousel 24 ton serta atraksi tanjakan setinggi enam meter dengan kemiringan 30 derajat pada pameran otomotif nasional 2018.
Advertisement