Studi: Nonaktifkan Kamera Saat Rapat Online Bisa Kurangi Rasa Lelah

Sebuah studi menemukan bahwa menyalakan kamera terus menerus saat rapat online juga bisa membuat seseorang cepat lelah.

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 06 Sep 2021, 07:31 WIB
Ilustrasi rapat online Sumber: Unsplash

Liputan6.com, Jakarta - Kelelahan akibat rapat online terus-terusan atau lebih dikenal dengan istilah "Zoom fatigue" menjadi sesuatu yang banyak dirasakan oleh orang-orang di era pandemi.

CEO Zoom Eric Yuan pun beberapa waktu lalu sempat mengakui rapat online lebih melelahkan ketimbang rapat tatap muka.

Sebuah studi yang dilakukan akademisi University of Arizona Amerika Serikat menemukan, mematikan kamera saat rapat online memiliki potensi mengurangi perasaan lelah saat meeting virtual.

Penelitian yang dilakukan Allison Gabriel, Profesor Manajemen dan Cendekiawan Terhormat Universitas di University of Arizona Eller College of Management mencoba melihat peran kamera dalam kelelahan pekerja.

"Selalu ada asumsi jika Anda menyalakan kamera selama rapat, Anda akan lebih terlibat," kata Gabriel seperti melansir laman The University of Arizona, Minggu (5/9/2021).

Namun menurutnya, ada banyak tekanan tentang penampilan yang terkait dengan berada di depan kamera. "Memiliki latar belakang profesional dan terlihat siap, atau menjauhkan anak-anak dari ruangan adalah sebagian dari beberapa tekanan."

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kelelahan Saat Rapat Online

Keresahan terjadi saat menggunakan Zoom akibat zoombombing. (Foto: Unsplash).

Studi yang dimuat di Journal of Applied Psychology itu dilakukan dengan uji coba selama empat pekan, menggandeng BroadPath, sebuah perusahaan layanan perawatan kesehatan di Tucson.

Mereka memasukkan 103 peserta yang semuanya karyawan BroadPath, dengan lebih dari 1.400 observasi. Peneliti pun menemukan bahwa menyalakan kamera saat rapat virtual bisa lebih melelahkan.

"Dan kelelahan itu berkorelasi dengan lebih sedikit suara dan kurangnya keterlibatan selama rapat," kata Gabriel.

Selain itu, Gabriel menemukan bahwa dampak menyalakan kamera lebih besar pada wanita dan karyawan baru. Hal ini kemungkinan karena adanya tuntutan penampilan diri lebih.


Tekanan pada Wanita dan Karyawan Baru

Ilustrasi Google Meet (Doc. Google)

"Wanita sering merasakan tekanan untuk menjadi sempurna tanpa usaha atau memiliki kemungkinan lebih besar untuk interupsi perawatan anak," kata Gabriel.

"Dan karyawan baru merasa seperti mereka harus berada di depan kamera dan berpartisipasi untuk menunjukkan produktivitas," tambahnya.

Gabriel pun menyarankan agar karyawan untuk menyalakan kamera selama rapat bukanlah strategi yang terbaik. Menurutnya, pekerja boleh memilih apakah mau menggunakan kamera atau tidak.

Selain itu, orang lain juga tidak boleh membuat asumsi tentang gangguan atau produktivitas apabila seseorang memilih untuk mematikan kameranya.

"Pada akhirnya, kita ingin karyawan merasa mandiri dan didukung di tempat kerja untuk menjadi yang terbaik. Memiliki otonomi dalam menggunakan kamera adalah langkah lain ke arah itu," pungkasnya.

(Gio/Ysl)


Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online

Infografis Plus Minus Belajar dari Rumah Secara Online. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya