Liputan6.com, Jakarta - Apa itu perbedaaan erotika dan pornografi? Kedua kata itu sering muncul jika berhubungan dengan karya yang berhubungan dengan nafsu seksual. Padahal, keduanya berbeda.
Sangat sedikit orang yang berpikir bahwa erotika dan pornografi sebagai entitas yang terpisah. Keduanya selalu tumpang tindih satu sama lain dalam pikiran kita.
Dikutip Femina In pada Minggu, 5 September 2021, erotika merupakan setiap karya seni yang secara substantif berhubungan dengan materi yang merangsang secara erotis atau membangkitkan gairah seksual.
Baca Juga
Advertisement
Semua bentuk karya seni yang dapat menggambarkan konten erotis, termasuk lukisan, patung, fotografi, drama, film, musik, atau sastra. Erotisisme memiliki aspirasi seni yang tinggi, membedakannya dari pornografi komersial.
Di sisi lain, pornografi dapat digambarkan sebagai aktivitas kreatif seperti menulis, gambar atau foto, serta film, yang tidak memiliki nilai sastra atau seni selain untuk merangsang hasrat seksual.
Tujuan Pornografi
Satu-satunya tujuan pornografi adalah untuk menghidupkan penontonnya. Tujuan pornografi bukan untuk membantu penontonnya menghormati keintiman fisik dengan cara apa pun. Satu-satunya tujuan pornografi yakni gairah yang segera dan intens.
Pensiunan psikolog klinis Amerika Serikat, Leon F. Seltzer, dalam artikel pada 2011 yang membedakan erotika dan pornografi menulis,"Jika karya tersebut dieksekusi secara erotis, umumnya diasumsikan bahwa pencipta memandang materi yang disampaikan sebagai hal yang terpuji. Sesuatu untuk dinikmati, dirayakan, dimuliakan."
Menurutnya, erotika itu tidak seperti pornografi. Erotika itu tidak menarik secara eksklusif untuk indra atau nafsu duniawi.
"Ini juga melibatkan rasa estetika kita, penilaian kita tentang bagaimana sosok ini atau itu menggambarkan ideal kecantikan manusia," ujarnya.
Advertisement
Tentang Erotika
Dari pandangan Seltzer tentang erotika membantu orang memahami dengan lebih baik tentang apa yang sebenarnya ingin dikatakan.
"Yang akhirnya menentukan karya itu erotisme adalah bagaimana artis atau, dalam hal ini, penulis atau komposer lebih dekat dengan subjek mereka," kata Seltzer.
Lantas, apa erotika dan pornografi ini memunculkan efek yang sama? Jawabannya tentu tidak. Ide di balik erotika ini tidak akan basi dari waktu ke waktu atau kedaluwarsa. Berbeda dengan gambar porno pada umumnya.
Berapa banyak orang yangi berulang kali menonton kembali video porno yang sama yang pernah ditonton lima tahun yang lalu?
Namun, terlepas dari itu semua, apa yang menjadi erotika seseorang bisa jadi merupakan pornografi bagi orang lain dan sebaliknya. Misalnya saja patung putri duyung dapat menimbulkan respons seksual pada orang lain.
Masyarakat masih banyak berbeda pendapat jika membahas seks, namun argumen tentang 'apa yang dianggap porno' dan 'apa itu erotika' sangat relevan.
Infografis 3 Tips Cuci Masker Kain untuk Cegah Covid-19
Advertisement