Liputan6.com, Jakarta Denny Caknan tampaknya langganan trending di situs berbagi video YouTube. Penyanyi kelahiran Ngawi, Jawa Timur, 10 Desember 1993 dan Yeni Inka merekam lagu lama “Tresno Waranggono.”
Video musiknya dirilis pada 24 Agustus 2021. Hingga artikel ini disusun, video itu menempati peringkat ketiga dalam daftar trending kategori musik dan ditonton lebih dari 3,8 juta kali.
Baca Juga
Advertisement
“Tresno Waranggono” mengisahkan cinta yang kandas. Menahun telah berlalu, tapi sulit untuk melupakannya. Berikut lirik lagu “Tresno Warangggono” plus terjemahannya. Mari menggalau bersama.
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Nelongso Roso Rasane...
Nelongso roso rasane tangis njroning atiku (Nelangsa, kurasakan tangis di dalam hatiku)
Yen kelingan esem gemuyumu (Pabila terkenang senyum dan tawamu)
Larasworo gending tresno gawe kangene atiku (Lantunan lagu cinta membuatku merindu)
Tansah eleng aku ro sliramu (Senantiasa daku teringat tentang dirimu)
Aduh kangmas sak tenane aku ngerti atimu (Aduh Kangmas, sejatinya aku memahami hatimu)
Ning wes pastine aku duk jodohmu (Namun telah pasti aku bukan jodohmu)
Pancen roso kari roso kudu lilo nggonmu nrimo (Rasa tinggalah rasa, engkau harus ikhlas menerima)
Lilakno aku nyanding prio lio (Ikhlaskan aku bersanding dengan pria lain)
Ra keroso wes sewindu nggonku ora ketemu (Tak terasa telah sewindu kita tak bertemu)
Kegugah atiku krungu suwaramu (Hatiku tergugah saat mendengar suaramu)
Aku mung bisa ndedungo waranggono sing tak tresno (Aku hanya bisa melantun doa untuk yang tercinta)
Mugo biso urep tentrem mulyo (Moga hidup bahagia nan mulia)
Tak tulis lakon tresnamu ning gending katresnanku (Kutuliskan kisah asmaraku dalam lagu cinta)
Tak tembangne saben kangen sliramu (Kulantunkan tiap kuteringat wajahmu)
Sak tenane aku nangis nanging tresno wis ginaris (Sejujurnya aku menangis namun jalan cinta telah digariskan)
Taklakoni Kanti ikhlas ati (Kujalani dalam ikhlas)
Wuyungku ngelayung ngamboro ing awang awang (Tubuhku melayang, mengembara di awang-awang)
Tanpo biso nyanding aku mung biso nyawang (Tak bisa bersanding, hanya mampu menyaksikan)
Tumetes eloku deres mili ono pipi (Air mataku menetes, mengalir di pipi)
Opo tresno iki pancen ra kudu nduweni (Apakah cinta memang tak harus memiliki?)
Advertisement