Liputan6.com, Jakarta - Kabar membanggakan kembali ditorehkan salah seorang anak Indonesia. Berawal dari unggahan pamannya, Dr Agung M Rheza SpDV di Twitter belum lama ini, kisah bocah Haidar Rainer lolos program Future Doctors yang terafiliasi dengan Universitas Harvard menjadi viral.
Siapa sangka, program bergengsi tersebut berhasil Haidar raih karena kemauannya sendiri, bukan paksaan dari orangtua yang kebetulan juga berprofesi sebagai dokter sekaligus dosen.
Advertisement
"Waktu itu Haidar kirim WA (WhatsApp) ke saya bilang mau ikut program Learn with Leaders dari Harvard, ada program untuk medical doctor-nya. Terus saya bilang, ya boleh. Karena kan inisiatifnya datang dari anaknya sendiri," ujar Ibunda Haidar sekaligus Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Dr Alfa P Meutia, SpOG(K) Urogin saat berbincang dengan Health Liputan6.com pada Sabtu, 4 September 2021.
Alfa menjelaskan bahwa program Future Doctors ditawarkan pihak sekolah kepada Haidar. Seusai mengisi formulir pun proses interview dilakukan secara daring (online).
"Jadi dipanggil, kita tunggu email untuk jadwal interview. Diajukan pertanyaan lumayan banyak juga, karena saya dampingi dan liatin. Tapi dia bisa menjawab dengan baik. Ditunggu pengumuman terus keterima, Alhamdulillah," ujar Alfa.
Ketertarikan Bocah Haidar pada Dunia Kedokteran
Meskipun memiliki latar belakang sebagai dokter, Alfa mengaku tidak mengarahkan putranya tersebut untuk terjun di dunia serupa. Namun, ketertarikan Haidar pada dunia kedokteran ternyata memang sudah terlihat sejak kecil.
"Di salah satu poin interview-nya ditanya, exposure apa yang selama ini didapat sehingga tertarik menjadi dokter. Dijawab, dia memang pernah waktu SD ikut sama ayah saya atau kakeknya, pas lagi ada operasi. Karena ayah saya dokter anestesi. Mungkin dia lihat kehidupan dokter jadi salah satu yang bisa dia nikmati," katanya.
Pertanyaan-pertanyaan terkait dunia kesehatan pun sudah sering dilontarkan bocah laki-laki berusia 13 sejak umur lima tahun. Haidar pun dinilai memiliki penilaian yang baik pada mata pelajaran seperti Biologi, Kimia, dan Matematika di sekolah.
"Dari yang umur 5 tahun itu apa-apa dia tanyain yang tentang kedokteran. Jadi kayak yang kenapa bisa bernapas, bagaimana kita bisa menahan napas di dalam air, atau bagaimana merokok itu bisa ngerusak paru," ujar Alfa.
Advertisement
Penilaian Guru-Guru Terhadap Bocah Haidar
Sebagai ibu, lanjut Alfa, dia seringkali mendapatkan input yang baik dari guru-guru di sekolah anaknya. Hal itulah yang diduga menjadi latar belakang tawaran program Future Doctors Harvard itu diberikan pada Haidar.
"Saya dapat input dari gurunya kalau Haidar itu rasa tanggung jawabnya tinggi. Jadi, enggak perlu diingatkan dia sudah tau kapan harus ngerjain, kapan dia harus submit kerjaan sekolahnya," kata Alfa.
Terlebih, Haidar pun seringkali menjadi ketua kelompok saat mengerjakan tugas. Hobi membantu sesama kerap ditunjukan dalam berbagai kesempatan.
"Kalau ada temannya yang gak bisa ngerjain atau gimana, akhirnya dia yang handle. Jadi memang di satu sisi kesannya kayak ketumpuan, repot gitu ya. Tapi disisi lain berarti dia cukup ringan tangan untuk mau membantu temannya," ujar Alfa.
Infografis 5 Saran Dokter untuk Penyintas Covid-19.
Advertisement