Pegiat Sejarah Duga Bangunan Kuno di Stasiun Bogor Bak Penampungan Air, Bukan Bunker

Petugas penggali menemukan bangunan kuno diduga bunker tepat di bawah Depo Stasiun Bogor saat menelusuri terowongan yang ditemukan beberapa hari sebelumnya.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 06 Sep 2021, 10:20 WIB
Bangunan bersejarah peninggalan Belanda ditemukan di bawah tanah kawasan Stasiun Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Bangunan kuno yang ditemukan di bawah kawasan Stasiun Bogor menyita perhatian publik. Pegiat Sejarah dari Komunitas Bogor Historia, Eko Hadi menduga, bangunan yang ditemukan di dalam terowongan itu adalah bak penampungan air, bukan bunker.

Sebelumnya, mencuat kabar dari tim penelusur terkait temuan bangunan diduga bunker di bawah Depo Stasiun Bogor. Penelusuran dilakukan setelah sebelumnya ditemukan terowongan yang diduga peninggalan masa kolonial Belanda di Jalan Nyi Raja Permas, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.

"Banyak yang bilang bunker, tapi kesimpulan sementara kita melalui hipotesis, bukan bunker tapi semacam bak penampungan air," kata Eko kepada wartawan, Minggu (5/9/2021).

Menurutnya, ada dua kemungkinan yang membuat ia yakin bahwa bangunan kuno yang awalnya disebut bunker ini adalah kolam penampungan air.

Pertama, bangunan itu berdiri tepat di bawah Depo kereta di Stasiun Bogor. Sementara, pada zaman dulu kereta yang digunakan berjenis lokomotif uap. Bahan bakar utamanya adalah air dan batu bara.

"Air ini berfungsi sebagai pendingin dan mencuci. Karena hasil riset kita, ruangan batu bara ketika digunakan terus menerus akan menjadi jelaga, kaya kerak dan ini harus dibersihkan," ucap dia.

Ketika ruang ini tidak rutin dibersihkan, lanjut Eko, kapasitas volume pengisian batu bara akan semakin mengecil. Sebab itu, kolam penampungan air ini patut diduga dijadikan sebagai sarana untuk membersihkan ruang pengisian batu bara itu.

"Misal, semula bisa mengisi 10, karena tidak dibersihkan jadi hanya muat 3. Dan itu membutuhkan sumber air, sedangkan sumber air tanah di sana (Stasiun Bogor) belum kami temukan," ujarnya.

Satu-satunya petunjuk bahwa bangunan berukuran 8,5x2 meter dan kedalaman 1,5 meter ini adalah kolam penampungan air.

"Kami dapat informasi bagian atasnya (bangunan itu terbuat) dari beton, artinya bisa dibuka. Tapi kita belum bisa menyimpulkan bahwa apa itu sebenarnya," ujarnya.

Kmungkinan kedua, bangunan ini berfungsi sebagai bak kontrol untuk pengendapan sampah. Ketika air masuk ke dalam kolam itu, sampah tersebut membentuk sedimentasi.

Bak kontrol ini biasanya dibangun persis setelah tikungan, letaknya sama persis dengan posisi temuan bangunan yang disebut sebagai bunker ini.

"Biasanya bak pengontrol ini (dibangun) ada di tikungan. Cenderung dibangun lurus dan nekuk. Dan lokasinya (bangunan) ini juga sama. Posisi sama di belokan juga," beber dia.

"Pengalaman dan pengamatan di lapangan kurang lebih seperti itu, setelah di bak itu air bisa lewat. Karena Lengkungan arah air keluar kecil dibandingkan saat masuk seperti kita lihat di video. Artinya banyak kemungkinan," lanjutnya.

Meski begitu, untuk mengetahui secara pasti bangunan yang ditemukan petugas Dinas PUPR Kota Depok ini berupa bunker atau sebagai penampungan air, dalam waktu dekat ini tim akan mulai dibentuk untuk menelusurinya.

"Minggu depan rencananya tim akan mulai duduk bareng. Tim terdiri dari unsur pemerintahan, akademisi (dosen) dan arkeologi," pungkasnya.

 


Penemuan Bangunan Diduga Bunker

Bangunan bersejarah peninggalan Belanda ditemukan di bawah tanah kawasan Stasiun Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Sebelumnya, enam petugas penggali sempat menemukan bangunan yang menyerupai sebuah bunker. Bangunan tersebut ditemukan saat tim melakukan penelusuran terowongan kuno yang lebih dulu ditemukan.

Bangunan ini berada di dalam terowongan yang melintas dari arah Nyi Raja Permas menuju Depo Stasiun Bogor.

"Ditemukan semacam bunker ternyata, ini terus digali, namun (karena) yang menggali kemarin sakit, akhirnya dihentikan dulu," kata Wali Kota Bogor Bima Arya pada Rabu (1/9/2021).

Bima mengaku telah meminta jajarannya untuk bekerjasama dengan akademisi dan ahli sejarah untuk melakukan penelitian dan ekskavasi terowongan peninggalan jaman Belanda itu.

"Kami akan gali lagi tapi bukan oleh penggali biasa, saya sudah minta kerjasama karena di dalam itu ada semacam bunker," ucap dia.

Menurut keterangan petugas, lanjut Bima, bangunan itu menyerupai bunker dengan kedalaman setinggi orang dewasa.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya