Rahasia Hidup Bahagia adalah Sehat dan Aktif, Terutama Bagi Orang dengan Depresi

Sebuah studi baru menguak rahasia hidup bahagia, terutama bagi mereka dengan depresi

oleh Sulung Lahitani diperbarui 07 Sep 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi Ekspresi Bahagia Credit: pexels.com/AndreaPiacquadio

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi baru telah menjelaskan efek menguntungkan ganda dari aktivitas fisik bagi orang-orang dengan depresi. Studi tersebut menunjukkan bahwa berolahraga tidak hanya mengurangi gejala depresi tetapi juga meningkatkan kemampuan otak untuk berubah, yang diperlukan untuk proses adaptasi dan pembelajaran.

Temuan penelitian ini dipublikasikan dalam jurnal 'Frontiers in Psychiatry'. "Hasilnya menunjukkan betapa pentingnya hal-hal yang tampaknya sederhana seperti aktivitas fisik dalam mengobati dan mencegah penyakit seperti depresi," kata profesor asosiasi pemimpin studi Dr Karin Rosenkranz seperti dilansir dari swirlster.ndtv.

Orang dengan depresi sering menarik diri dan tidak aktif secara fisik. Untuk menyelidiki efek aktivitas fisik, kelompok kerja Karin Rosenkranz meminta 41 orang, yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, untuk penelitian tersebut.

Para peserta masing-masing ditugaskan ke salah satu dari dua kelompok, salah satunya menyelesaikan program latihan tiga minggu.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 


Program latihan meningkatkan motivasi dan kebersamaan

Ilustrasi Bermain di Taman Kota / Sumber: Pixabay

Program yang dikembangkan oleh tim sport science dari University of Bielefeld yang dipimpin oleh Profesor Thomas Schack ini bervariasi, mengandung unsur fun, dan tidak berbentuk kompetisi atau ujian, melainkan membutuhkan kerjasama tim dari para peserta.

"Ini secara khusus mempromosikan motivasi dan kebersamaan sosial sambil menghilangkan rasa takut akan tantangan dan pengalaman negatif dengan aktivitas fisik - seperti pelajaran olahraga di sekolah," jelas Karin Rosenkranz.

 


Kelompok kontrol

Ilustrasi olahraga | pexels.com/@jibarofoto

Kelompok lain mengambil bagian dalam program kontrol tanpa aktivitas fisik. Tim peneliti memastikan keparahan gejala depresi, seperti kehilangan dorongan dan minat, kurangnya motivasi dan perasaan negatif, baik sebelum dan sesudah program.

Kemampuan otak untuk berubah, yang dikenal sebagai neuroplastisitas, juga diukur. Ini dapat ditentukan secara eksternal dengan bantuan stimulasi magnetik transkranial. “Kemampuan untuk berubah penting untuk semua proses pembelajaran dan adaptasi otak,” jelas Karin Rosenkranz.


Hasil Penelitian: Kemampuan untuk berubah meningkat - gejala menurun

Ilustrasi Olahraga, Lari, Atletik (Image by Pexels from Pixabay)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan otak untuk berubah lebih rendah pada orang dengan depresi dibandingkan pada orang sehat. Mengikuti program dengan aktivitas fisik, kemampuan untuk berubah ini meningkat secara signifikan dan mencapai nilai yang sama dengan orang sehat.

Pada saat yang sama, gejala depresi menurun pada kelompok tersebut. “Semakin kemampuan untuk berubah meningkat, semakin jelas gejala klinis menurun,” rangkum Karin Rosenkranz.

Perubahan ini tidak begitu terasa pada kelompok yang mengikuti program kontrol.

 


Aktivitas fisik memiliki banyak manfaat bagi otak

Ilustrasi Sepatu Olahraga Credit: pexels.com/Karolina

"Ini menunjukkan bahwa aktivitas fisik memiliki efek pada gejala dan kemampuan otak untuk berubah. Kami tidak dapat mengatakan sejauh mana perubahan gejala dan kemampuan otak untuk berubah terkait secara kausal berdasarkan data ini," kata dokter merujuk pada keterbatasan.

"Sudah diketahui bahwa aktivitas fisik bermanfaat bagi otak, misalnya, mendorong pembentukan koneksi neuron. Ini tentu juga berperan di sini," tutup dokter.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya