Liputan6.com, Jakarta - Beredar di media sosial postingan terkait varian virus covid-19 Mu yang disebut kebal vaksin. Postingan itu ramai dibagikan akhir pekan kemarin.
Salah satu yang mempostingnya berada di Instagram. Postingan itu diunggah pada Minggu (5/9/2021).
Advertisement
Dalam postingannya terdapat gambar dengan judul "Virus covid-19 varian baru 'Mu' disebut kebal vaksin". Selain itu postingan juga disertai narasi:
"Organisasi Kesehatan Dunia WHO menemukan varian baru COVlD-19, yakni Mu. Varian virus COVlD-19 tersebut masuk daftar Variant of Interest dan kebal terhadap vak sìn
Varian MU pertama kali didentifikasi di Kolombia dan kodenya dikenal dengan B.1.621. Virus ini ditengarai sudah menyebar ke 40 negara
Menurut The Guardian, varian COVlD-19 MU memiliki sekelompok mutasi yang membuatnya kurang rentan terhadap perlindungan kekebalan tubuh dari vak sin COVlD-19.(Kompas)"
Hingga kini postingan tersebut sudah mendapat lebih dari 56.409 likes.
Lalu benarkah postingan yang menyebut varian virus covid-19 Mu kebal vaksin?
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penelusuran Fakta
Cek Fakta Liputan6.com menelusuri dengan mencari artikel asli yang disebut dalam postingan itu. Cek Fakta Liputan6.com menemukannya dalam artikel Kompas.com berjudul "Mengenal Varian Baru Virus Corona Mu yang Disebut Kebal terhadap Vaksin
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Waspada, Varian Virus Corona MU Kebal Vaksin" yang tayang 2 September 2021.
Berikut artikel aslinya:
KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia menemukan varian baru Covid-19, yakni Mu. Varian virus corona yang masuk daftar Variant of Interest dan kebal terhadap vaksin. Melansir The Guardian, Jumat (3/9/2021), varian MU pertama kali didentifikasi di Kolombia dan kodenya dikenal dengan B.1.621.
Virus ini ditengarai sudah menyebar ke 39 negara. Berdasarkan hasil pemantauan WHO, virus corona varian Mu ini kebal terhadap vaksin.
Menurut The Guardian, varian corona MU memiliki sekelompok mutasi yang membuatnya kurang rentan terhadap perlindungan kekebalan tubuh dari vaksin Covid-19.
Varian Covid-19 Mu ini memiliki sifat potensial untuk lolos dari kekebalan tubuh. Ini artinya bahwa Mu berpotensi kebal vaksin Covid-19. Namun demikian, potensi ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Varian corona Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada Januari 2021. Virus varian baru ini kemudian menyebar ke sejumlah negara di dunia.
Selain negara-negara Amerika Selatan, Inggris, Eropa, Amerika Serikat dan Hong Kong dikabarkan sudah mulai terserang varian Mu. Tercatat, varian Mu ini menyumbang infeksi Covid-19 global sebesar 0,1 persen. Publih Health England (PHE) yang juga ikut memantau varian Mu menyatakan bahwa varian ini belum menimbulkan kekhawatiran seperti Alpha dan Delta yang digolongkan varian serius.
Penilaian risiko varian Mu yang dirilis oleh PHE pada bulan Agustus menyoroti penelitian di laboratorium yang menunjukkan bahwa varian Covid Mu tersebut setidaknya sama resistennya dengan varian Beta terhadap kekebalan yang timbul dari vaksinasi.
Pihak WHO juga tidak menemukan bukti bahwa varian Mu lebih menular. Varian ini belum bisa dikatakan mengungguli varian Delta."
Di dalam postingan yang tersebar tidak menampilkan artikel secara utuh. Padahal di dalam artikel disebut potensi varian Mu berpotensi kebal vaksin covid-19 butuh penelitian lebih lanjut.
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com menghubungi Riza Putranto Ph.D, peneliti genomik molekuler, Research Volunteer di Crowdfight Covid-19 di Inggris.
"WHO memutuskan mengawasi varian ini karena penelitian awal menunjukkan potensi penurunan netralisasi antibodi. Namun para ilmuwan dari Virus Evolution Working Group sepakat perlu dilanjutkan penelitiannya. Prevalensi varian ini secara global terus menurun namun varian ini tetap diawasi karena perkembangannya konsisten di Ekuador dan Kolombia," ujar Riza saat dihubungi Senin (6/9/2021).
Selain itu Cek Fakta Liputan6.com juga menghubungi dr. RA Adaninggar Sp.PD untuk meminta penjelasan terkait varian Mu ini.
"Secara teori varian Mu ini berpotensi menurunkan kemampuan netralisasi antibodi. Sebab varian ini membawa mutasi-mutasi yang sebelumnya ada di varian Alfa, Beta, Delta," ujar dr. Ning, sapaan akrabnya.
"Namun semua masih butuh penelitian yang lebih lanjut. Yang jelas kita harus selalu menerapkan protokol kesehatan dan ikut vaksinasi covid-19 agar tidak membiarkan penularan yang membuat virus terus bermutasi," ujarnya.
Dalam laporan WHO yang dirilis pada 31 Agustus 2021 disebutkan bahwa varian Mu ditemukan pertama kali di Kolombia pada Januari 2021. WHO menjelaskan studi lebih lanjut diperlukan untuk mengonfirmasi apakah varian ini bisa menurunkan netralisir dari penyembuhan vaksin seperti varian beta.
Sumber:
https://nasional.kompas.com/read/2021/09/02/16044321/mengenal-varian-baru-virus-corona-mu-yang-disebut-kebal-terhadap-vaksin?page=all
https://www.who.int/publications/m/item/weekly-epidemiological-update-on-covid-19---31-august-2021
https://news.un.org/en/story/2021/09/1098942
Advertisement
Kesimpulan
Postingan yang menyebut varian virus covid-19 Mu kebal vaksin belum terbukti. WHO masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk mengonfirmasinya.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement