Liputan6.com, Banyuwangi - Penyebab rusaknya puluhan makam di TPU Desa Yosomulyo, Gambiran, Banyuwangi, akhirnya terjawab.
Kapolresta Banyuwangi AKBP Narsun Pasaribu memastikan, rusaknya puluhan makam di TPU Desa Yosomulyo, Gambiran, terjadi lantaran adanya kesalahpahaman antara warga yang melakukan kerja bakti pemakaman dengan ahli waris.
Advertisement
"Sudah selesai, hanya salah paham dan sudah diselesaikan musyawarah mufakat dengan yang bersangkutan," tutur Nasrun kepada Liputan6.com melalui pesan singkat, Senin (6/9/2021).
Nasrun menegaskan bahwa rusaknya puluhan makan tersebut juga sudah diperbaiki oleh warga. "Sudah selesai semua mas antara ahli waris dengan masyarakat, makamnya juga sudah diperbaiki," katanya.
Nasrun menceritakan, berdasarkan laporan dari anggota Polsek Gambiran, kegiatan penataan ulang lahan pemakaman itu dilakukan tanpa melalui proses musyawarah atau komunikasi bersama.
"Niatnya bukan untuk merusak tapi melakukan semacam perbaikan atau menata ulang tata letak kuburan. Spontan saja (pembongkaran) dilakukan," ucapnya.
"Jadi pas ada acara pemakaman, ada warga yang usul menata ulang makam yang lama karena TPU sudah sempit. Karena belum komunikasi akhirnya terjadi salah paham," ujar Nasrun.
Nasrun mengatakan, pembongkaran makam tanpa melalui musyawarah itulah yang kemudian menyebabkan terjadinya kegaduhan. "Sehingga, para keluarga atau ahli waris mengira jika perusakan tersebut dilakukan oleh kelompok misterius. Tapi semuanya sekarang sudah selesai mas," ucapnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mediasi
Yunias Sugiyanto, anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) mengaku jika perbaikan makam sudah dilakukan. Saat mediasi bersama, warga yang ikut melakukan pembongkaran juga telah meminta maaf.
"Setelah mediasi warga yang bersangkutan memohon maaf mungkin ada yang menyinggung ahli waris yang ada di (TPU) sini karena tidak musyawarah. Niatnya memang bukan merusak," kata Sugiyanto.
Dia menjelaskan, peristiwa tersebut terpaksa dilakukan karena kondisi TPU yang rawan longsor dan segera membutuhkan perbaikan. Sehingga sejumlah makam yang ada dipinggiran TPU harus diratakan dan ditata ulang.
"Makam sudah diperbaiki. Kemarin itu karena letaknya di tebing dan biar tidak longsor sehingga makam-makam yang sudah lama harus ditata ulang," cetus Sugiyanto.
Advertisement