Wamemkes: Covid-19 Varian Mu Resisten pada Vaksin, Namun Penularan Lebih Rendah

Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada 31 Agustus lalu. Varian ini telah dikategorikan sebagai Variant of Interest (VoI) oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

oleh Lizsa Egeham diperbarui 06 Sep 2021, 20:47 WIB
Seorang siswa menjalani vaksin COVID-19 di SMUN 20 Jakarta, Kamis (1/7/2021). Per tanggal 1 Juli 2021, anak-anak usia 12-17 tahun di DKI Jakarta sudah mulai mendapatkan vaksinasi. Agar anak-anak kita terlindungi dari wabah Covid-19 dengan varian baru. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan varian B1621 atau dikenal dengan varian Mu memiliki karakter resisten terhadap vaksin. Karakter ini diketahui berdasarkan pemeriksaan laboratorium.

"Tapi itu dalam konteks laboratorium, bukan dalam konteks epidemiologi," katanya dalam konferensi pers, Senin (6/9/2021).

Meski resisten terhadap vaksin, tingkat penularan varian Mu tidak sehebat varian Delta. Varian Delta memiliki tingkat penularan lebih tinggi daripada varian lainnya.

Dante menyebut sejumlah negara tetangga belum mendeteksi adanya varian Mu, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan China. Indonesia sendiri telah melakukan pemeriksaan whole genome sequencing terhadap lebih dari 7.000 sampel, namun belum mendeteksi varian Mu.

"Mudah-mudahan varian Mu ini akan abortif seperti juga varian Lambda beberapa waktu lalu," tandasnya.

Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada 31 Agustus lalu. Varian ini telah dikategorikan sebagai Variant of Interest (VoI) oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

 


Tingkatan Pengawasan

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada warga Kelurahan Gedong di Jakarta, Rabu (23/6/2021). Vaksin bisa mengurangi tingkat keparahan infeksi dan kematian akibat virus, termasuk yang disebabkan varian Delta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah mulai meningkatkan pengawasan di pintu masuk Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan.

Pengawasannya berupa pemeriksaan whole genome sequencing kepada warga negara Indonesia (WNI) atau warga negara asing (WNA) yang memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit varian Mu. Seperti Kolombia, Jepang, India, Hongkong, dan Ekuador.  

"Upaya lainnya masyarakat diimbau tetap disiplin prokes (protokol kesehatan) dan kurangi mobilitas," kata dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya