Tingkatkan Produksi Pertanian, Presiden Jokowi Pastikan Persyaratan KUR Pertanian Dipermudah

Presiden Jokowi memastikan bahwa pemerintah akan mempermudah persyaratan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 06 Sep 2021, 21:52 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau gelaran panen raya padi di Desa Kanigoro, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Malang, Jawa Timur didampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dan Ketua DPR RI, Puan Maharani. (Dok. Kementan)

Liputan6.com, Jakarta Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) memastikan bahwa pemerintah akan mempermudah persyaratan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian untuk meningkatkan nilai tambah pascapanen seperti dalam pengadaan Rice Milling Unit (RMU).

"Persyaratan KUR harus dipermudah agar bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah pascapanen, sehingga program ini semakin dirasakan manfaatnya oleh petani," ujar Jokowi, Senin (6/9).

Presiden mengaku dirinya memiliki perhatian khusus terhadap penyaluran KUR Pertanian yang mencapai Rp70 triliun. Karena itu, ia meminta semua kepala daerah memperkuat pendampingannya terhadap petani, terutama cara memanfaatkan teknologi supaya usaha mereka semakin berkembang.

"Termasuk juga platform digital untuk meningkatkan produktivitas petani dan memotong panjangnya mata rantai pemasaran UMKM pangan," katanya.

Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa program KUR merupakan bentuk perhatian negara terhadap nasib petani agar lebih sejahtera. Apalagi, perkreditan KUR memiliki suku bunga rendah, yakni hanya 6 persen.

"Negara mendorong agar kesejahteraan petani terus meningkat. Salah satunya melalui layanan program KUR Pertanian yang memiliki suku bunga rendah," katanya.

 


Kementan Dorong KUR Komoditas Porang dan Sarang Burung Walet

Syahrul Yasin Limpo, Menteri Pertanian. (Dok. Kementerian Pertanian RI)

Menurut Mentan, program KUR sejauh ini dirancang untuk membuka akses skala ekonomi yang lebih terbuka dan mandiri. Artinya, tingkat usaha petani nantinya tidak akan tergantung kepada negara, namun mereka memiliki cara untuk meningkatkan nilai sejahtera.

"Bahkan saat ini kita sedang mendorong klaster KUR komoditas porang dan sarang burung walet sebagai komoditas unggulan baru yang dipersiapkan untuk ekspor," katanya.

Di sisi lain, Kementan juga mendorong para kepala daerah di seluruh Indonesia agar fokus terhadap pengembangan potensi pertanian lokal yang bisa di ekspor secara serentak. Hal ini perlu dilakukan, mengingat kegiatan Merdeka Ekspor yang digelar pada 14 Agustus lalu sukses menghadirkan devisa negara sebesar Rp7,2 triliun.

"Merdeka Ekspor itu dibuat untuk menghadirkan konsolidasi emosional semua daerah agar bisa melakukan ekspor, sekaligus memberikan rangsangan agar menggali potensi yang ada," tutupnya.

 

(*)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya