Liputan6.com, Jakarta - PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) telah merealisasikan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar 30 persen sepanjang paruh pertama tahun ini. Rendahnya realisasi itu akibat pandemi COVID-19. Mengingat sejumlah rencana belanja utama Perseroan mengalami hambatan.
Direktur PT Dharma Satya Nusantara Tbk, Jenti Widjaja mengatakan, sebelumnya Perseroan menyiapkan belanja modal sekitar Rp 1 triliun untuk tahun ini. Namun, pada perkembangannya belanja modal tersebut kemungkinan akan berubah seiring dinamika pandemi COVID-19.
Advertisement
"Di akhir tahun lalu kami menganggarkan capex untuk 2021 adalah sebanyak Rp 1 triliun. Tetapi dalam perjalanannya kita lihat bahwa pandemi covid-19 masih berlanjut hingga sekarang. Sehingga banyak proyek yang mengalami penundaan,” kata dia dalam public expose live, Selasa (7/9/2021).
Adapun proyek tersebut antara lain pembangunan dua pabrik kelapa sawit (PKS) yang terjadwal. Yaitu PKS dengan kapasitas 45 ton dan PKS dengan kapasitas 60 ton per jam.
"Untuk PKS tersebut ada yang mesinnya kami pesan dari Malaysia. Kita tahu bahwa Malaysia mengalami kondisi lockdown yang cukup lama, akibatnya untuk pabrik yang bersangkutan yang berkapasitas 60 ton per jam. di mana harusnya komisioning tahun ini akan mundur ke kuartal pertama tahun depan,” kata Jenti.
Sementara untuk pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 45 ton per jam, diharapkan bisa selesai dan mulai bisa commissioning pada kuartal IV 2021.
“Penyerapan capex hingga Juni 2012 itu masih sekitar 30 persen dari anggaran kami. Di mana memang 80 persen itu untuk proyek, sisanya untuk infrastruktur yang reguler,” pungkasnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham DSNG
Pada perdagangan Selasa, 7 September 2021 pukul 14.34 WIB, saham DSNG turun 1,92 persen ke posisi Rp 510 per saham. Saham DSNG dibuka stagnan Rp 520 per saham.
Saham DSNG berada di level tertinggi Rp 520 dan terendah Rp 500 per saham. Total frekuensi perdagangan 3.233 kali dengan volume perdagangan 210.238. Nilai transaksi Rp 10,8 miliar.
Advertisement