Liputan6.com, Jakarta Peralihan sistem kerja kembali ke kantor secara normal sudah mulai berlangsung. Saat itu sudah benar-benar diberlakukan, pimpinan harus tahu beberapa hal saat membuka kembali kantor dan aktif melakukan aktivitas.
Untuk beberapa karyawan mungkin ada yang kembali antusias menyambut kabar tersebut. Sedangkan bagi karyawan yang berada jauh dengan lokasi kantor karena jarak tempat tinggal, bisa saja merasakan kecemasan.
Advertisement
Situasi yang ada akan berbeda dengan sebelum adanya pandemi. Semua tidak akan terlihat sama lagi. Orang-orang akan kembali dengan wajah baru, menaati protokol kesehatan yang lebih ketat, dan fisik dari kantor yang juga berubah.
Adapun regulasi dan kebijakan dari kantor mengenai etiket yang harus dipatuhi. Dengan begitu, pertanyaan yang muncul adalah ‘Apakah kebiasaan menjabat tangan usai rapat akan hilang?’, ‘Apakah tidak ada lagi yang namanya berkerumun saat jam makan siang?’, dan berbagai kecemasan lainnya.
Setelah terbiasa bekerja jarak jauh di rumah selama kurang lebih setahun dengan memakai pakaian non formal, ada kebiasaan baru lagi yang harus dijalankan bila nantinya ada pemberlakuan untuk bekerja di kantor.
Sementara itu, menurut perusahaan dan pemimpin bisnis, berinvestasi untuk membangun relasi dengan karyawan perlu dilakukan agar dapat mengurangi kecemasan untuk kembali ke kantor.
Kenyataan tersebut tidak bisa dihindari dan tidak sedikit karyawan yang sudah merasa kelelahan selama kerja jarak jauh.
Oleh karena itu, upaya yang mungkin bisa dijalankan adalah mulai mengatasi masalah relasi dan komunikasi untuk memperbaiki hubungan.
Penyambutan kembali terhadap karyawan bisa saja dilakukan sebagai bentuk apresiasi dan peluang untuk membangkitkan semangat dan antusias bekerja, meredakan ketegangan akibat sudah lama tidak bertatap muka, dan membangun suasana yang hangat di kantor.
Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan perusahaan, melansir laman Forbes, Minggu (12/9/2021):
Tips Untuk Perusahaan
1. Mulai dengan Pembukaan yang Tepat
Setelah resmi menjalankan aktivitas bekerja secara tatap muka, ajak karyawan untuk datang bukan untuk bekerja melainkan berjumpa satu sama lain untuk melepas kerinduan antar rekan kerja.
Menurut para ahli, pilihan tersebut dinilai efektif untuk membangun suasana yang lembut dan hangat sehingga suasana yang awalnya dingin bisa menjadi cair. Transisi tersebut tidak hanya bersifat fisik, tetapi memengaruhi mental dan emosional juga.
Oleh karena itu, ini merupakan salah satu upaya untuk mengembalikan suasana kantor agar karyawan tidak merasa asing dan lebih mudah berbaur ketika aktivitas bekerja dimulai.
2. Menyelenggarakan Penyambutan Kembalinya Karyawan
Acara penyambutan sebelum kembali kerja juga dapat dijadikan salah satu opsi, misalnya dengan pergi makan-makan, makan siang bersama, melakukan piknik. Kegiatan-kegiatan outdoor bisa dijadikan salah satu celah untuk membangun relasi.
Adapun koneksi antara rekan kerja yang erat akan memengaruhi kesuksesan dari sebuah perusahaan karena sistem kerja yang kompak.
3. Buat Suasana Nyaman
Teruntuk karyawan yang berlokasi jauh dari kantor, mungkin olahraga telah menjadi hal utama yang dilakukan selama setahun terakhir. Kembali menggunakan pakaian formal menjadi hal baru lagi bagi mereka, meskipun sebelumnya hal tersebut merupakan rutinitas mereka.
Jadi, biasakan menggunakan pakaian yang lebih kasual, tetapi sopan saat bekerja agar peralihan tersebut tidak terlalu kontras antara bekerja di rumah dan bekerja di kantor.
Perubahan sedikit demi sedikit bisa memengaruhi emosional seseorang agar bisa merasa lebih nyaman dan tidak canggung.
Advertisement
4. Berbagai Cerita
Meskipun ada beberapa karyawan yang tidak sabar untuk bekerja secara tatap muka, ada juga sebagian yang merasa tidak nyaman atau tidak ingin kembali ke kantor. Beberapa orang mengkhawatirkan masalah kesehatan karena harus bekerja seharian bersama orang lain.
Ketidakbiasaan harus melakukan interaksi bisa saja membuat tidak nyaman. Ditambah, ada potensi kekhawatiran mengenai potensi produktivitas yang ingin dicapai karena gangguan yang tidak terhindarkan di ruang kerja.
Setiap orang memiliki perspektif yang berbeda-beda. Namun, dengan membicarakan kekhawatiran, hal tersebut ternyata bisa diredakan. Bercerita tentang kekhawatiran antara satu dan yang lainnya akan menghasilkan perspektif baru yang lebih fleksibel.
Komunikasi seperti ini mungkin bisa dijalankan selama beberapa minggu setelah bekerja di kantor.
5. Bangun Sosialisasi
Banyak karyawan ingin terhubung dengan rekan kerja mereka setelah kembali ke kantor, tetapi mungkin merasakan tekanan lain untuk tidak ingin mengganggu pekerjaan orang lain.
Perlu beberapa saat untuk menyesuaikan melihat orang secara langsung, bukan lagi melalui layar komputer.
Pemimpin harus memberi contoh dan menunjukkan bahwa tidak apa-apa menghabiskan waktu untuk berhubungan kembali dengan anggota tim dan menginvestasikan waktu bersama mereka.
Berbicara tentang "kembali" ke kantor, sebenarnya ini adalah awal dari pengalaman baru, bukan kembali ke pengalaman lama.
“Tidak ada orang yang pernah melangkah di sungai yang sama dua kali. Karena itu bukan sungai yang sama dan dia bukan orang yang sama.” sebuah kalimat dari seorang filsuf Yunani, Heraclitus.
Kuncinya adalah memperlakukan setiap orang secara terhormat dan bermartabat, serta mengundang mereka untuk menjadi bagian dari praktik kerja yang baru akan membantu karyawan dan perusahaan Anda berkembang di bulan-bulan mendatang.
Reporter: Caroline Saskia