Liputan6.com, Kabul - Taliban telah mengumumkan pemerintahan sementara di Afghanistan, dan menyatakan negara itu sebagai "Imarah Islam".
Melansir BBC, Rabu (8/9/2021), dalam kabinet baru yang seluruhnya laki-laki, mereka terdiri dari tokoh-tokoh senior Taliban. Beberapa di antaranya terkenal karena serangan terhadap pasukan AS selama dua dekade terakhir.
Baca Juga
Advertisement
Pemerintahan tersebut akan dipimpin oleh Mullah Mohammad Hassan Akhund, salah satu pendiri Taliban, yang masuk dalam daftar hitam PBB.
Menteri dalam negerinya adalah pemimpin kelompok militan Haqqani yang dicari FBI, Sirajuddin Haqqani.
Taliban menguasai sebagian besar Afghanistan lebih dari tiga minggu lalu, menggulingkan kepemimpinan terpilih sebelumnya.
Pengumuman penjabat kabinet merupakan langkah kunci dalam pembentukan pemerintahan permanen Taliban.
Kepemimpinan baru akan menghadapi tantangan yang signifikan, tidak terkecuali menstabilkan ekonomi negara dan mendapatkan pengakuan internasional.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hukum oleh Taliban
Taliban sebelumnya mengatakan mereka ingin membentuk pemerintahan yang inklusif. Namun, semua menteri kabinet yang diumumkan pada Selasa (7/9) sudah menjadi pemimpin Taliban yang mapan, dan tidak ada wanita yang disertakan.
Sebuah pernyataan yang dikaitkan dengan Pemimpin Tertinggi Taliban Mawlawi Hibatullah Akhundzada mengatakan kepada pemerintah untuk menegakkan Syariah.
Taliban menginginkan "hubungan yang kuat dan sehat dengan tetangga kita dan semua negara lain berdasarkan saling menghormati dan interaksi", kata pernyataan itu, yang dirilis dalam bahasa Inggris - dengan peringatan bahwa mereka akan menghormati hukum dan perjanjian internasional "yang tidak bertentangan dengan Islam, hukum dan nilai-nilai kebangsaan negara”.
Hibatullah Akhundzada tidak pernah tampil di depan umum. Ini adalah pesan pertama yang muncul darinya sejak Taliban mengambil alih kendali bulan lalu.
Hassan Akhund, perdana menteri sementara yang baru, menjabat sebagai wakil menteri luar negeri dari tahun 1996 hingga 2001, ketika kelompok itu terakhir berkuasa. Dia berpengaruh di sisi agama, bukan di sisi militer.
Pengangkatannya dipandang sebagai kompromi, setelah laporan baru-baru ini tentang pertikaian antara beberapa tokoh Taliban yang relatif moderat dan rekan-rekan garis keras mereka.
Advertisement