Liputan6.com, Jakarta - Sebuah survei tentang perilaku perjalanan di masa pandemi digelar Agoda pada 5--12 April 2021. Survei bertajuk Travel in 2021 memperlihatkan temuan menarik.
Salah satunya adalah mencari pengalaman sebagai bagian dari akomodasi alias menjadi destinasi wisata, bukan sekadar tempat untuk tidur. Dalam survei tersebut, persentase wisatawan Indonesia yang paling mungkin mencari pengalaman sebagai bagian dari akomodasi mencapai 30 persen dibandingkan rata-rata global yang hanya 26 persen.
Baca Juga
Advertisement
Tapi, orang Indonesia paling kecil kemungkinannya untuk membelanjakan uang berlebih pada akomodasi, dengan persentase tujuh persen, lebih rendah dari rata-rata global 16 persen. Wisatawan Indonesia juga kemungkinan sering merencanakan perjalanan pada menit terakhir, yakni mencapai 26 persen, kedua terbesar setelah Korea Selatan (37 persen).
Situasi ini memberi tantangan tersendiri bagi para pengusaha akomodasi, termasuk hotel dan homestay. Di masa pandemi, wisatawan nusantara mau tak mau jadi harapan satu-satunya untuk mendatangkan pemasukan. Pasalnya, Indonesia belum membuka perbatasannya untuk pergerakan turis.
"Satu yang jelas pada masa pandemi, kita bergantung pada pasar domestik karena yang hilang pasar internasional. Kita lihat pasar domestik makin membesar karena mungkin dulu mereka travel ke luar negeri," kata Gede Gunawan, Senior Country Director Agoda Indonesia, dalam jumpa pers virtual, Selasa, 8 September 2021.
Hasil survei juga sejalan dengan tren travel di dalam negeri. Banyak tamu hotel yang memilih staycation, tetapi tidak hanya sekadar tidur di hotel. Mereka mengharapkan beragam aktivitas untuk dilakoni di area akomodasi, baik itu wisata kuliner, spa, atau tur.
"Sangat penting bagi hotel mengetahui hal-hal baru ini. Sebelum survei, mereka belum mengetahui hal-hal trending ini. Adanya survei, kita bantu hotel untuk capture pasar-pasar baru atau ceruk-ceruk customer baru," sambung Gunawan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Peluang Berdayakan Sesama
Gunawan juga menjelaskan, tren tersebut membuka peluang bagi pengelola dan pemilik akomodasi berkolaborasi dengan berbagai UMKM dan pengusaha tur setempat. Dengan demikian, bisa saling memberdayakan.
Ia mencontohkan, paket memasak di alam terbuka. Pihak hotel tidak perlu repot merancang sendiri, tetapi bisa bermitra dengan masyarakat sekitar yang biasa menyediakan paket pengalaman tersebut. Atau, mereka juga bisa merancang bersama-sama tur jalan pagi dengan warga sekitar.
"Hotel bisa berkolaborasi dengan pengusaha-pengusaha lokal di sana, yang biasanya menyediakan paket-paket seperti itu. Ini kesempatan luar biasa buat hotel untuk berikan value baru terhadap customer yang menginginkan pengalaman luar biasa," ujarnya.
Pola yang sama juga bisa diterapkan di desa wisata. Terlebih, turis di masa pandemi cenderung hanya menetap di unit akomodasi yang dipesan, baik berupa rumah penduduk atau glamping.
"Jadi mereka bisa menikmati kehidupan desa atau desa wisata yang sudah ada," imbuh Gunawan.
Advertisement
Program Baru
Terkait hal itu, Agoda juga meluncurkan Agoda Special Offer yang bertujuan membantu dua pihak, yakni hotel dan calon pelanggan. Terhitung lebih dari 500 hotel berpartisipasi dalam program tersebut.
"Kami bantu dari segi teknologi. Hotel di mana pun bisa jual layanan mereka agar buat hotel ada revenue baru, bisa kamar, atau F&B atau bisa sumber pendapatan lain, dari spa atau tur-tur yang hotel miliki," kata dia.
Sementara, customer yang menginap juga akan bisa mendapatkan penawaran terbaik. Khusus di bulan September, mereka meluncurkan Foodie Festival yang memfasilitasi konsumen untuk menikmati pengalaman bersantap di restoran-restoran milik hotel.
"Customer akan dapat diskon tambahan 50 persen. Kalau mau paket yang foodie, dapat harga kamar dan harga food yang selama ini harus bayar dengan harga normal," ujarnya.
Fasilitas Anggota DPR di Hotel Isolasi Mandiri
Advertisement