ITMG Prediksi Harga Batu Bara Masih Berpotensi Menguat

Direktur PT Indo Tambangraya Tbk, Jusnan Ruslan mengatakan, harga batu bara dapat berpotensi tinggi pada kuartal III 2021.

oleh Agustina Melani diperbarui 08 Sep 2021, 08:58 WIB
Aktivitas pekerja saat mengolah batu bara di Pelabuham KCN Marunda, Jakarta, Minggu (27/10/2019). Berdasarkan data ICE Newcastle, ekspor batu bara Indonesia menurun drastis 33,24 persen atau mencapai 5,33 juta ton dibandingkan pekan sebelumnya 7,989 ton. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) prediksi harga batu bara masih berpotensi menguat pada kuartal III 2021. 

Direktur PT Indo Tambangraya Megah Tbk, Jusnan Ruslan menuturkan, harga batu bara pada Juli-Agustus 2021 sudah melampaui USD 100 per ton. Kuartal ketiga diharapkan lebih tinggi lagi.

"Kuartal ketiga akan capai tiga digit melewati USD 100. Juli,Agustus melampaui USD 100. Kami perkirakan akan lebih tinggi dari Agustus. Harapan kita kuartal IV harga akan bertahan di level saat ini,”ujar dia dalam paparan publik live 2021, ditulis Rabu (8/9/2021).

Adapun rerata harga jual batu bara perseroan pada kuartal II 2021 sekitar USD 80,3. Realisasi harga itu naik 18 persen kuartal per kuartal.  

Dalam materi paparan publik perseroan, momentum kenaikan harga batu bara terus berlanjut pada kuartal II 2021 terutama akibat dari kuatnya permintaan yang disertai dengan pasokan yang ketat.

Harga batu bara Newcastle meningkat lagi pada Mei setelah tidak banyak berubah pada April 2021. Konflik Tiongkok-Australia yang belum selesai berujung kepada pelarangan impor oleh Tiongkok, mengakibatkan kenaikan harga batu bara di Indonesia semenjak semester II 2020-April 2021.

Selain itu, beberapa kualitas batu bara ditukarkan dengan harga melebihi harga Newcastle berdasarkan heat equivalent basis.

Dari Mei 2021, kargo Australia yang memiliki kualitas lebih tinggi memperoleh kembali premiumnya dari kualitas batu bara Indonesia yang lebih rendah.

"Harga future Newcastle saat ini mengalami backwardation, berkisar di USD 120/t untuk CY2022, masih sangat sehat untuk industri pertambangan batu bara,” tulis perseoran.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja Semester I 2021

Ilustrasi Laporan Keuangan.Unsplash/Isaac Smith

Hingga semester pertama 2021, perseroan menjual 9 juta metrik ton. Perseroan mencatatkan pendapatan tumbuh 4 persen menajdi USD 676 juta pada semester pertama 2021 dari periode sama tahun sebelumnya USD 653 juta. Selain itu, laba bersih naik 312 persen menjadi USD 118 juta dari periode sama tahun sebelumnya USD 29 juta.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya