Liputan6.com, Jakarta - Harga bitcoin turun pada Selasa setelah menembus USD 52 ribu atau sekitar Rp 741,81 juta (asumsi kurs Rp 14.266 per dolar AS) pada Senin malam. Hal itu setelah bitcoin mencapai level tertinggi sejak Mei.
Hal itu menyusul El Salvador yang mengadopsi bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah, menjadi negara pertama yang melakukannya. Menurut Coin Metrics, bitcoin turun sebanyak 16 persen pada Selasa pagi.
Advertisement
Pada perdagangan terakhir, bitcoin turun sekitar 9,5 persen dan diperdagangkan pada USD 46.892,04 atau sekitar Rp 668,98 juta (asumsi kurs Rp 14.266 per dolar AS). Sementara Ether turun 12 persen menjadi USD 3.441,21.
Dilansir dari CNBC, Rabu (8/9/2021), saham perusahaan yang terkait kripto sepereti MicroStrategy dan Coinbase, masing-masing kehilangan sekitar 9 persen dan 4 persen.
Selasa pagi sekitar pukul 7:00 EST, Presiden Nayib Bukele mengumumkan dalam tweet El Salvador menonaktifkan sementara Chivo, dompet bitcoin yang dikelola pemerintah, untuk meningkatkan kapasitas server. Hal ini menghalangi pengguna baru untuk menginstalnya.
Respons pasar tidak mengejutkan mengenai El Salvador yang mengadopsi bitcoin. Leah Wald, CEO di Valkyrie Investments, mengatakan bahwa kabar tersebut telah diperhitungkan oleh pasar beberapa waktu lalu. Itu mungkin karena populasi El Salvador lebih sedikit daripada New York City, serta pengumuman itu dinilai tidak terlalu detail.
Ia menambahkan, sebagian besar masyarakat El Salvador hidup dalam kemiskinan dan tidak memiliki akses internet atau smartphone yang diperlukan untuk berpartisipasi dalam jaringan bitcoin.
“Biaya transaksi, waktu pemrosesan, dan rintangan lain juga membuat ini terasa lebih seperti uji beta daripada solusi untuk banyak masalah yang mengganggu orang miskin di negara itu,” tambah Wald.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pasang ATM Bitcoin
Sebagai bagian dari undang-undang baru, bisnis akan diminta untuk menerima bitcoin untuk transaksi barang dan jasa. Meskipun pedagang yang secara teknologi tidak dapat menerima bitcoin akan dikecualikan.
Pemerintah telah memasang 200 ATM bitcoin di sekitar El Salvador. Serta membeli 400 bitcoin senilai sekitar USD 20 juta dan memuat dompet Chivo dengan bitcoin senilai USD 30 untuk orang Salvador yang mendaftar.
Beberapa pedagang mengatakan di media sosial bahwa mereka akan membeli bitcoin senilai USD 30 dalam mata uang fiat lokal untuk memperingati dan mendukung undang-undang baru El Salvador.
"Apa yang paling layak untuk diwaspadai adalah apakah negara-negara tetangga di Amerika Latin, atau di tempat lain di seluruh dunia, mulai mengadopsi bitcoin sebagai mata uang nasional mereka juga," kata Wald.
"Jika ini terjadi, saat itulah kita dapat melihat pergerakan parabola yang lebih tinggi, karena momentum yang diperoleh dari jutaan orang yang memiliki akses instan ke kripto akan menghasilkan lebih banyak adopsi, lebih banyak HODLing, dan harga yang lebih tinggi,” imbuhnya.
HODLing adalah bahasa gaul komunitas crypto untuk strategi investasi beli dan tahan. Pendukung Bitcoin telah lama berpendapat ada kasus kuat untuk pasar Amerika Latin yang menggunakan cryptocurrency sebagai alat tukar, untuk pengiriman uang dan bahkan untuk bank sentral yang mengalami depresiasi mata uang yang tinggi.
Advertisement