Liputan6.com, Jakarta Ferry Irawan saat ini diketahui tengah menderita penyakit yang cukup langka, yaitu distonia. Ferry Irawan sudah divonis menderita sakit tersebut sejak tahun 1999 silam.
Saat berbincang dengan Melaney Ricardo, Ferry Irawan menceritakan tentang penyakit langka yang dideritanya itu. Dari mulai penyebab, hingga gejala yang ia alami ketika kambuh.
"Distonia itu sakit yang diderita satu banding satu juta orang. Penyakit langka yang menyerang saraf motorik otak kecil. Kalau sudah kambuh itu menyebabkan orang tersebut seperti penderita parkinson, tremor, tubuh bergerak di luar perintah otak," ucap pemilik nama lengkap Ferry Irawan Kusuma itu di kanal YouTube milik Melaney Ricardo pada Selasa (7/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Gejala
"(Kalau kambuh) gerak di luar kendali, kepala miring, mulut ngeces terus. Makan enggak akan bisa, enggak bisa aktivitas lagi. Kalau lagi kambuh, walaupun sekuat apa pun orang pegangin, akan tetap gerak kencang, kayak orang kejang tapi lebih kencang," sambung Ferry Irawan.
Advertisement
Faktor Penyebab
Lebih lanjut, salah satu faktor yang menyebabkan Ferry Irawan menderita sakit Distonia adalah pikiran. Ditambah lagi, saat itu Ferry Irawan tengah disibukkan dengan jadwal syuting yang begitu padat.
"Penyebab nomor 1 adalah pikiran. Trigger-nya itu dulu tahun 1999, itu kena serangan pertama kali. Faktornya mungkin dulu syuting pernah dari hari Rabu jam 9 pagi, break-nya hari Kamis jam 11 siang, karena masih muda, kuat. Dulu kan belum ada stripping, adanya weekly, seminggu aku megang tiga sinetron sekaligus," sambung Ferry Irawan lagi.
Awal Menderita
Semula, Ferry Irawan mengalami sakit kepala yang begitu hebat sampai-sampai mempengaruhi gerak tubuhnya. Ferry Irawan mengira ia menderita stroke, sampai pada akhirnya setelah pergi ke banyak dokter barulah ia mengetahui bahwa sakit yang dideritanya adalah distonia.
"Suatu waktu tiba-tiba aku ngerasa kepala aku kayak sakit ya, cuma lama-lama, posisi kepalaku miring sendiri. Terus diurut, enggak mau balik juga dia. Ke dokterlah, di-MRI, CT Scan, pembuluh darahku sudah pecah, tapi larinya bukan ke stroke. Sampai enam dokter, baru tahu aku kena distonia," ujarnya.
Advertisement
Putus Asa
Di tahun-tahun pertama ia berjuang melawan penyakit distonia itu, Ferry Irawan sempat putus asa. Bahkan secara terang-terangan ia mengaku ingin bunuh diri karena penyakitnya yang tak kunjung sembuh itu.
"Dulu tahun 99 sampai 2001 aku nggak bisa ngapa-ngapain, orangtua sudah habis-habisan (biaya), terakhir itu aku pikir, 'sudah deh, aku suicide saja'. Akhiri hidup aku saja. Kayaknya sudah, nih. Aku bentur-benturin kepala ke tembok, aku di depan ibuku sudah bilang, 'Aku sudah enggak kuat'," beber Ferry Irawan.
Beruntung, saat itu Ferry Irawan berhasil bangkit dari keterpurukan dan mengurungkan niatnya untuk mengakhiri hidup.
Simak juga informasi berikut ini:
KONTAK BANTUAN
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.