7 Hal Terkait Banjir Bandang Akibat Meluapnya Sungai Cidurian Bogor

Senin petang 6 September 2021, banjir bandang terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 08 Sep 2021, 19:35 WIB
Banjir bandang menerjang kawasan Komplek Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (19/1/2021) pagi.

Liputan6.com, Jakarta - Senin petang 6 September 2021, banjir bandang terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat (Jabar).

Banjir bandang ini terjadi lantaran Sungai Cidurian yang berada di Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung meluap.

Menurut Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor Adam Hamdani, banjir bandang tersebut merusak infrastruktur di 4 kecamatan, yakni Cigudeg, Nanggung, Jasinga, dan Sukajaya.

"Ada juga 50 orang santri dan guru di Ponpes Darussalam terisolasi karena jembatan utama yang membentang di atas Sungai Cidurian terbawa arus. Saat ini tim reaksi cepat (TRC) sudah berupaya masuk ke sana," kata Adam seperti dikutip dari Antara, Selasa 7 September 2021.

Usai kejadian tersebut, Bupati Bogor Ade Yasin memperingatkan warga di sekitar aliran Sungai Cidurian untuk waspada usai banjir bandang.

"Mari tingkatkan kewaspadaan kita, di tengah intensitas turunnya hujan yang deras, dan jangan lupa agar terus berdoa," kata Ade di Cibinong, Kabupaten Bogor.

Berikut sejumlah hal terkait banjir bandang aliran air sungai Cidurian bogor dihimpun Liputan6.com:

 


1. Rusak Infrastruktur

Banjir bandang menerjang kawasan Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Puncak, Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Banjir bandang terjadi di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Banjir bandang ini terjadi lantaran Sungai Cidurian, di Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung, meluap pada Senin, 6 September 2021 petang. Hal ini mengakibatkan jembatan roboh dan belasan rumah rusak.

Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Kabupaten Bogor, Adam Hamdani mengatakan, banjir bandang tersebut merusak infrastruktur di 4 kecamatan, yakni Cigudeg, Nanggung, Jasinga, dan Sukajaya.

"Ada juga 50 orang santri dan guru di Ponpes Darussalam terisolasi karena jembatan utama yang membentang di atas Sungai Cidurian terbawa arus. Saat ini tim reaksi cepat (TRC) sudah berupaya masuk ke sana," kata Adam seperti dikutip dari Antara, Selasa 7 September 2021.

Adam juga mengatakan, di Kecamatan Nanggung, jalan sepanjang delapan meter mengalami longsor, tepatnya di Desa Malasari.

Kemudian, di Kampung Cigowong, Desa Sukamaju, Kecamatan Cigudeg jembatan bambu ikut terbawa banjir bandang.

Selanjutnya, jembatan penghubung Desa Urug, Kecamatan Sukajaya dengan Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung terbawa arus banjir bandang.

Demikian juga dengan jembatan menuju Pondok Pesantren Darussalam, Desa Kalong Sawah, Kecamata Jasinga serta jembatan Citalahab, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung yang ikut terbawa arus.

"Ini masih laporan ringkas kaji cepat. Pasti data dinamis dan masih bisa berubah," katanya.

 


2. Banyak yang Mengungsi

Sebuah ruamh terkena dampak banjir Bandang di Bogor. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Sementara, penghuni 10 rumah di bantaran Sungai Cidurian diungsikan. Adam menjelaskan banjir bandang di Sungai Cidurian tersebut disebabkan curah hujan tinggi sejak sore hingga menjelang malam di wilayah barat Kabupaten Bogor.

Sementara itu Camat Cigudeg, Pardi menyebutkan bahwan luapan air Sungai Cidurian berangsur surut pada malam hari.

Tapi ia tetap meminta warga di bantaran sungai mengungsi ke tempat yang relatif lebih aman.

"Alhamdulillah sudah mulai surut. Warga yang ada di bantaran Sungai Cidurian, sementara diungsikan ke tempat yang lebih aman karena khawatir terjadi banjir susulan," kata Pardi.

 


3. Putuskan Lima Jembatan

Jemabatan di Bogor roboh setelah diterjang banjir bandang. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Lima jembatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, hanyut setelah diterjang banjir bandang. Lima jembatan yang putus akibat luapan Sungai Cidurian itu tersebar di tiga kecamatan yakni Sukajaya, Cigudeg, dan Jasinga.

Data dari BPBD Kabupaten Bogor menyebutkan jembatan penghubung Desa Urug, Kecamatan Sukajaya dengan Desa Nanggung, Kecamatan Nanggung terbawa arus banjir bandang.

Kamudian, dua jembatan bambu yaitu di desa Desa Sukamaju dan Desa Sukaraksa, Kecamatan Cigudeg, ikut hanyut terbawa arus sungai.

Selanjutnya, jembatan menuju Pondok Pesantren Darussalam, Desa Kalong Sawah, Kecamata Jasinga juga hanyut. Terakhir, jembatan Citalahab, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung ikut terbawa arus.

"TRC BPBD sedang mengevakuasi 50 santri dan guru di Ponpes Darussalam yang terisolir karena jembatan utama di sungai Cidurian terbawa arus. Tim sudah menyebrang ke pulau di tengah Sungai Cidurian," ujar Sekretaris BBPD Kabupaten Bogor Budi Pranowo.

 


4. Rusak Rumah, Pondok Pesantren, dan Total 32 KK Terdampak

1 Balita Tewas dan Pasutri hilang dalam banjir bandang di Ngada, NTT. (Foto: Liputan6.com/Dionisus W)

Selain menghanyutkan jembatan, banjir bandang juga menyebabkan 11 unit rumah dan 1 pondok pesantren rusak serta 1 tiang listrik terbawa arus.

Tak hanya itu, jalan sepanjang delapan meter di Desa Malasari, Kecamatan Nanggung longsor.

"Ada 4 kecamatan yang terdampak bencana alam pada Senin malam, yaitu Cigudeg, Nanggung, Jasinga, dan Sukajaya," terang Budi.

Sementara warga yang terdampak sebanyak 32 KK atau 37 jiwa dan 50 santri. Sedangkan 2 KK atau 7 jiwa mengungsi.

"Banjir sudah surut sejak semalam. Saat ini petugas gabungan dibantu warga sedang ikut mengevakuasi. Bagi rumah yang terdampak sedang dibersihkan," kata dia.

 


5. Ada Firasat

Kondisi Desa Ludai, Kabupaten Kampar, setelah dilanda banjir bandang. (Liputan6.com/M Syukur)

Enok Ratnasih warga Parung Sapi, Desa Kalong Sawah menuturkan, Sungai Cidurian belakangan ini kerap meluap bahkan rumahnya sudah beberapa kali terdampak banjir bandang.

"Kemarin saya sudah punya firasat, karena sore itu saya lihat ke arah hulu awannya gelap banget, di sini juga hujan tapi nggak deras. Keluarga akhirnya mengungsi," ujar Enok.

Tak lama kemudian, ia melihat debit air Sungai Cidurian terus naik hingga masuk ke halaman rumahnya. Dalam hitungan menit, arus sungai yang sangat deras itu menerjang dinding hingga menghancurkan rumahnya yang berdiri di bibir sungai itu.

"Semua barang-barang yang ada di dalam rumah rusak, sebagian hanyut kebawa arus," tuturnya.

Kini ia bersama anak dan suaminya terpaksa mengungsi di TK PAUD. "Sudah beberapa kali ngungsi, di mulai kejadian banjir bandang awal tahun 2020 yang parah itu saja," kata dia.

Ia berharap Pemerintah Kabupaten Bogor dapat merelokasi rumah yang berada di tepi Sungai Cidurian.

"Kami tidak punya uang untuk beli tanah lalu membangunan rumah lagi di tempat lain. Harapannya sih ada bantuan," pungkasnya.

 


6. Tingkatkan Kewaspadaan

Tim SAR Brimob Polda Jabar membantu mengeakuasi warga terdampak longsor pada februari lalu. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

Bupati Bogor Ade Yasin memperingatkan warga di sekitar aliran Sungai Cidurian, untuk waspada usai terjadi banjir bandang.

"Mari tingkatkan kewaspadaan kita, di tengah intensitas turunnya hujan yang deras, dan jangan lupa agar terus berdoa," kata Ade di Cibinong, Kabupaten Bogor.

Ade meminta warga yang tinggal di bantaran Sungai Cidurian untuk mengungsi sementara.

"Saya telah menginstruksikan camat, BPBD, Tagana, Linmas, dan instansi terkait untuk turun ke lapangan memberikan pertolongan pertama, mengecek dan memonitoring langsung perkembangan yang terjadi," kata Ade seperti dikutip dari Antara.

Ade Yasin juga mengaku telah menginstruksikan tim Bogor Gerak Cepat (Gercep) untuk memberikan sembako kepada warga terdampak banjir bandang.

 


7. Dilakukan Investigasi

Ade Yasin

Bupati Bogor Ade Yasin menyatakan sudah meminta BPBD segera menginvestigasi di wilayah hulu untuk mengetahui penyebab terjadinya banjir bandang di Bogor.

Banjir diduga akibat kerusakan di hulu Sungai Cidurian. Sebab, aliran sungai itu sudah beberapa kali mengalami banjir bandang. Kejadian terparah awal pada 2020 silam.

"Ini perlu diinvestigasi, saya tugaskan BPBD untuk bekerja sama dengan Badan Informasi Geospasial atau lembaga lainnya. Karena dilihat airnya sangat deras padahal dilihat dari intensitas curah hujannya enggak besar," ujar Ade usai meninjau lokasi terdampak banjir di Jasinga.

Menurutnya, untuk mengetahui kondisi di wilayah hulu dapat dilakukan melalui pengamatan lewat udara dengan menggunakan drone.

"Jadi apakah (banjir bandang) karena longsor atau ada penyebab lain, nanti kita akan selidiki menggunakan drone," jelas Ade.

 

(Cindy Violeta Layan)


Banjir Bandang dan Longsor di Sulsel

Infografis Banjir Bandang dan Longsor di Sulsel. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya