Liputan6.com, Jakarta - Seorang profesor viral di media sosial China lewat video-videonya yang berbicara seputar hubungan asmara. Ia mendesak kaum muda untuk menemukan cinta daripada menyerah pada tekanan sosial untuk buru-buru menikah.
Dilansir dari South China Morning Post, Rabu (8/9/2021), profesor bernama Liang Yongan ini adalah akademisi sastra di Fudan University, Shanghai. Pria berusia 67 tahun ini memiliki 470 ribu pengikut di platform media sosial, Bilibili.
Baca Juga
Advertisement
Ke-65 videonya didominasi nasihat cinta dan hubungan yang lugas kepada kaum muda. Salah satu klipnya yang paling populer, diunggah pada Februari 2021, membahas soal stres dan kecemasan para lajang karena didorong oleh orangtua dan kerabat mereka untuk berkencan atau menikah.
"Orangtua mungkin tampak membantu Anda menemukan kebahagiaan, tetapi mereka sebenarnya menggali lubang untuk Anda lompati. Lihat betapa tingginya tingkat perceraian yang kita miliki sekarang," kata Liang dalam video yang telah disaksikan 4,3 juta kali dan mendapat 210 ribu likes itu.
Profesor ini beranggapan bahwa menemukan cinta sejati lebih penting daripada menikahi seseorang demi menyenangkan orang lain. "Cinta adalah satu-satunya hal dalam sejarah yang tidak akan terjadi melalui dorongan," kata Liang.
"Sementara itu kita harus berterima kasih kepada orangtua kita atas perhatian mereka. Kita harus memahami kecemasan mereka, tetapi kita harus tetap berpegang pada pentingnya cinta dalam pernikahan," tambahnya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Soal Menikah
Buku Tahunan Statistik 2018 China menunjukkan Negeri Tirai Bambu memiliki 240 juta penduduk lajang berusia di atas 15 tahun. Jumlah ini termasuk 215 juta orang yang belum pernah menikah dan 23 juta orang yang bercerai.
Ia menyebut populasi lajang yang tumbuh adalah simbol kemajuan sosial. Dikatakan Liang, ketika mendengar seorang pejabat dari distrik Jinshan Shanghai menyebut usia pencatatan pernikahan rata-rata adalah 35 tahun, ia merasa bahagia.
"Seorang anak muda di kota tingkat pertama bisa hidup bahagia sendirian. Ia dapat liburan atau pergi ke konser. Biaya melepaskan kehidupan lajang Anda tinggi. Karena itu Anda harus menemukan orang yang benar-benar layak untuk dicintai," kata Liang.
Advertisement
Buat Keputusan
Liang menyebut kesulitan orang mencari pasangan, mulai dari tidak punya waktu luang, hingga biaya hidup yang tinggi seperti membeli rumah dan membesarkan anak. Ia juga menjelaskan sikap seksis yang biasanya menempatkan perempuan di bawah tekanan signifikan untuk menikah sebelum usia 30 tahun, sementara pria tidak memiliki batasan yang sama, kata Liang.
Dikatakannya ada banyak "perhitungan dan pengecekan" dalam cinta, mengenai latar belakang keluarga, penampilan, pendapatan, dan pendidikan. "Masalah terbesarnya adalah kita terlalu banyak berpikir dan memeriksa," kata Liang.
"Saya selalu percaya cinta adalah hal yang terjadi pada pandangan pertama. Anda menyukai orang itu dan hanya itu. Tetapi terkadang beberapa dari kita telah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk merenungkan apakah kita harus mencintai atau menikahi seseorang," katanya.
Infografis Gaun Pernikahan Raisa
Advertisement