Tes COVID-19 Massal Thailand Digelar di Daerah Kumuh Bangkok

Pengujian COVID-19 massal digelar di daerah kumuh paling besar di Bangkok.

oleh Benedikta Miranti T.V diperbarui 09 Sep 2021, 08:00 WIB
Petugas kesehatan yang mengenakan APD berdiri di luar kereta di Stasiun Rangsit, Provinsi Pathum Thani, Thailand, Selasa (27/7/2021). Otoritas Thailand mengirim pasien COVID-19 dari Bangkok ke kota asal mereka untuk isolasi dan perawatan. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Liputan6.com, Bangkok - Permukiman kumuh Khlong Toei, di mana sekitar 100.000 orang tinggal di dalam hunian kecil yang penuh sesak, telah menjadi perhatian utama saat Thailand memerangi gelombang ketiga pandemi COVID-19.

Melansir Channel News Asia, Rabu (8/9/2021), Yayasan Bantuan Komunitas Bangkok, sebuah badan amal, telah meluncurkan uji coba massal untuk mencoba mengidentifikasi kasus COVID-19 dan membantu menghentikan Khlong Toei menjadi pusat infeksi.

Yayasan tersebut mengatakan program tersebut - terkait dengan jaminan tempat tidur rumah sakit untuk kasus positif - sudah lama tertunda.

Hampir 1.000 orang telah diuji dalam beberapa hari terakhir, katanya, dengan hampir 50 dinyatakan positif.

"Ada banyak orang yang tinggal di ruang yang sangat sempit dan terbatas. Dalam banyak kasus, orang tinggal dengan 10 orang di sebuah rumah ... mungkin 20 meter persegi, yang berarti jika satu memiliki COVID, sisanya terinfeksi," yayasan co- pendiri Friso Poldervaart mengatakan kepada AFP.

"Biasanya jika orang (dites positif), mereka diberi perlengkapan untuk isolasi di rumah. Masalahnya di sini mereka tidak bisa isolasi di rumah."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kasus COVID-19 di Thailand

Biksu Buddha mengenakan alat pelindung diri saat meletakkan peti mati Malee Manjeen (79) yang meninggal pada hari sebelumnya karena virus corona COVID-19 ke dalam krematorium di Wat Chin Wararam Worawihan, Bangkok, Thailand, 30 Juli 2021. (Lillian SUWANRUMPHA/AFP)

Sumbangan beras, jus manggis, dan makan siang gratis digunakan oleh badan amal tersebut untuk mendorong warga yang ragu-ragu untuk menjalani tes swab.

Sejak April, Thailand telah terhuyung-huyung dari gelombang infeksi ketiga yang mematikan, dengan lebih dari 1,3 juta kasus dan 13.000 kematian.

Kerajaan juga mengalami kinerja ekonomi terburuk sejak krisis keuangan Asia 1997.

Pembatasan penguncian berarti banyak orang yang sudah berada di garis kemiskinan di Khlong Toei kehilangan pekerjaan atau pendapatan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya