Bola Ganjil: Eksperimen Gagal Bola Basket di Olimpiade 1936

IOC dan FIBA menggelar bola basket di luar ruangan pada Olimpiade 1936. Bagaimana hasilnya?

oleh Harley Ikhsan diperbarui 09 Sep 2021, 00:30 WIB
IOC dan FIBA menggelar bola basket di luar ruangan pada Olimpiade 1936. Bagaimana hasilnya? (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta - Olimpiade kerap menghadirkan cabang olahraga baru untuk menambah warna kompetisi. Pada Tokyo 2020 misalnya. Karate, panjat dinding, selancar, dan skateboarding dipertandingkan.

Kebijakan sama juga berlaku pada awal-awal pelaksanaan Olimpiade. Cabor-cabor yang populer sekaran menjalani masa orientasi. Salah satu yang menimbulkan polemik adalah bola basket.

Sejak diuji pada 1904, basket akhirnya resmi menyediakan medali pada Berlin 1936. Ada 23 tim yang mendaftar, tertinggi di antara cabor tim. Namun, hanya 21 yang berkompetisi karena Hungaria dan Spanyol menarik diri.

Namun, masalah muncul ketika Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan Federasi Bola Basket Internasional (FIBA) melakukan eksperimen. Mereka menggelar pertandingan di luar ruangan.

Padahal alasan James Naismith menciptakan bola basket tahun 1891 untuk menghindari itu. Naismith melahirkan cabor ini agar pertandingan tetap bisa dilangsungkan walau cuaca buruk menghadang. Dia melihat betapa sulitnya siswa berolahraga saat musim dingin menghampiri Universitas Springfield, New England, Amerika Serikat, tempat dirinya bekerja.


Lapangan Tenis

Ilustrasi basket ( Image by Haysion from Pixabay )

Tidak hanya di luar ruangan, IOC dan FIBA juga menjajal pertandingan bola basket Olimpide 1936 di lapangan tenis. Lapisan bukan keras melainkan rumput dan tanah liat.

Hasilnya mudah ditebak. Jangankan memasukkan bola, pemain kesulitan mencapai keranjang di sisi lain lapangan karena bola sulit dipantulkan.

Hanya sekali tim mampu mencetak setidaknya 50 poin. Amerika Serikat (AS) melakukannya ketika mengalahkan Filipina 56-23 di perempat final.


Skor Terendah di Final

Ilustrasi ring basket (Gambar oleh Pexels dari Pixabay).

Skor itu kontras ketika bola basket masih menjadi ajang eksebisi di Olimpiade 1904. Ketika itu ada tim (Buffalo German YMCA) yang menghasilkan 97 angka dalam satu pertandingan.

AS pada akhirnya merebut medali emas usai menaklukkan Kanada 19-8. Pertandingan berlangsung di tengah hujan dengan lapangan nyaris menjadi rawa. Joe Fortenberry menjadi pencetak poin terbanyak dengan tujuh angka.

Kemenangan AS atas Kanada pada laga itu sekaligus menjadi skor terendah di final basket Olimpiade.

 


Kembali di Dalam Ruangan

Ilustrasi Bola Basket (sklarchiropractic.com)

IOC dan FIBA akhirnya menyadari kesalahan. Bola basket kembali berlangsung di dalam ruangan mulai London 1948.

AS menunjukkan dominasi dengan merebut 16 emas dari 20 gelaran, termasuk memenangkan tujuh edisi awal.

 
 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya