Liputan6.com, Jakarta Nazila Putri Rutansyah adalah remaja penyandang disabilitas rungu atau Tuli asal Lebak, Banten yang pandai melukis.
Menurut sang ibu, Eneng Umiarsih (37), awalnya disabilitas gadis yang akrab disapa Putri tidak diketahui karena secara fisik ia seperti anak pada umumnya.
Advertisement
“Awalnya aku tidak tahu kalau anakku anak berkebutuhan khusus karena Putri terlahir normal. Memang pada saat bayi, Putri sering sakit-sakitan hampir setiap bulan berobat ke dokter itu sampai usia 5 tahun,” kata Eneng melalui pesan teks kepada Kanal Disabilitas Liputan6.com, Jumat (10/9/2021).
Di usia 1 sampai 3 tahun, Eneng memerhatikan bahwa buah hatinya tidak bisa merespons ketika dipanggil. Ketika ingin meminta sesuatu, Putri cenderung menggunakan isyarat tangan bukan secara verbal.
“Setelah tahu seperti itu, aku bawa Putri ke dokter untuk konsultasi dan diperiksa ternyata pendengarannya terganggu.”
Menurut dokter, gadis yang kini menginjak usia 16 memiliki harapan untuk sembuh. Mendengar kabar tersebut, Eneng tidak menyerah untuk mengobati Putri.
Ingin Sekolah
Di usia 5, Putri minta disekolahkan, Eneng sempat bingung dan ragu apakah anaknya dapat mengikuti pelajaran atau tidak.
“Tapi memang anakku harus mendapatkan pendidikan, akhirnya aku coba mendaftarkan Putri di sekolah formal.”
Selama 2 tahun, gadis berkulit putih itu mengikuti pelajaran di sekolah dasar umum. Namun, ia tak bisa merespons pelajaran dengan baik.
“Dia hanya bisa menyalin tulisan yang ada di buku pelajaran.”
Advertisement
Pindah ke Sekolah Khusus
Suatu ketika, ada salah satu teman Eneng yang datang ke rumah untuk mendata siswa disabilitas.
“Kebetulan temanku mengajar di sekolah khusus akhirnya aku sangat senang lalu menceritakan tentang perkembangan Putri dan aku pun tertarik untuk pindah sekolah ke sekolah khusus.”
Sejak tahun pertama bersekolah di sekolah khusus, Putri mulai memperlihatkan perkembangan yang baik. Kemampuan dan bakatnya pun mulai terlihat terutama di bidang seni lukis.
“Alhamdulillah setiap ada kegiatan di sekolah, Putri selalu diikutsertakan dalam kegiatan lomba mewakili sekolahnya sampai ke tingkat provinsi. Harapan aku sebagai orangtua semoga bakat putri tidak putus di jenjang sekolah saja.”
“Mudah-mudahan ke depannya dia bisa menggapai mimpi menjadi seorang pelukis yang hebat dan bisa melanjutkan sekolah sampai ke perguruan tinggi sesuai bakat dan minat Putri.”
Kini di usia 16, Putri tercatat sebagai salah satu siswa di salah satu SMALB di Banten dengan kemampuan melukis yang semakin berkembang.
Infografis Tunjangan Khusus Penyandang Disabilitas di Jakarta
Advertisement