Liputan6.com, Jakarta - Lomba Bertutur SD/MI Tingkat Nasional 2021 telah memasuki babak akhir. Selama tiga hari, 34 peserta mewakili provinsi sudah menunjukkan kebolehannya beraksi di hadapan para juri. Hasilnya, peserta dari provinsi Jawa Timur atas nama Pelangi Tunjung K membawakan Kisah 'Pak Mendong dan Mbok Mendong' didapuk menjadi yang terbaik.
Kelima Dewan Juri yang terdiri dari Pustakawan Utama Perpustakaan Nasional RI Nelwaty, pedongeng Kunduri dan Awam Prakoso, pegiat literasi Nandha Julistya, dan psikolog Griselda Jane, sepakat memberikan angka tertinggi 4.220, atas penampilan Pelangi.
Baca Juga
Advertisement
Sementara runner-up diberikan kepada Binar Mutiara Yahya dari daerah DI Yogyakarta. Sedangkan peringkat tiga terbaik Lomba Bertutur direngkuh Najma Hanania Yazid asal provinsi Banten.
Kisah 'Pak Mendong dan Mbok Mendong' sendiri mengisahkan tentang keluarga miskin. Suatu hari Pak Mendong dan Mbok Mendong bermimpi. Dalam mimpinya mereka diminta untuk menggelar kenduri. Karena tidak memiliki kekayaan, Pak Mendong dan Mbok Mendong terpaksa menggadaikan anak semata wayangnya, Sumi, kepada orang kaya di kampung.
Dari situ mereka membeli beras, lembut dan sebagainya untuk keperluan kenduri. Setelah kenduri selesai, mereka kaget karena mendapati kuali yang mereka pakai sehari-hari berkilau penuh dengan emas dan perak. Karena kebaikan dan keikhlasan yang dilakukan Pak Mendong dan Mbok Mendong, Tuhan memberikan kekayaan yang tidak terduga.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Simak juga video pilihan berikut ini:
Kemampuan Bertutur dan Literasi
Deputi Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Perpustakaan Nasional RI Deni Kurniadi mengatakan, kemampuan bertutur adalah hasil literasi pada tahap pemahaman dan pemaknaan apa yang tersurat dan yang tersirat yang diperoleh dari kegiatan membaca.
"Dari kandungan bahan bacaan berbasis konten lokal mereka mendapatkan pesan-pesan moral ataupun keluhuran budi pekerti sebagai bagian dari warisan kekayaan Nusantara," ujar Deni.
Sejak usia dini, Deni menambahkan, anak-anak perlu ditanamkan sikap saling menghormati, etika sopan santun, rasa belas kasih, bergotong-royong, menerima setiap perbedaan dan toleransi, serta sikap peduli terhadap lingkungan, sehingga di masa depan mereka tidak hanya menjadi generasi yang cerdas dan berdaya saing namun tetap memiliki kualitas akhlak yang istimewa.
Sementara itu, pada kesempatan yang sama Kepala Pusat Analisis Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Adin Bondar menguatkan pesan lomba bertutur ini merupakan salah satu cara dalam menggiatkan program gemar membaca di kalangan anak-anak. Sangat penting untuk menumbuhkembangkan kreativitas mereka terutama kreativitas dalam membaca.
"Ini penting untuk merangsang kerja otak dan imajinasi mereka dalam menggiatkan dirinya dalam gerakan literasi yang menjadi program pemerintah," tambah Adin.
Advertisement