AS Khawatir Al-Qaeda Akan Regenerasi di Afghanistan yang Dikuasai Taliban

AS curiga Al Qaeda akan menjadikan Afghanistan yang kini dikuasai Taliban sebagai pangkalan.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2021, 10:45 WIB
Pejuang Taliban menguasai Istana Kepresidenan Afghanistan di Kabul, Afghanistan, Minggu (15/8/2021). Taliban menduduki Istana Kepresidenan Afghanistan dengan puluhan anggota bersenjatanya. (AP Photo/Zabi Karimi)

Liputan6.com, Kuwait City - Belum ada sebulan setelah Amerika Serikat (AS) angkat kaki dari Afghanistan, Pentagon mulai khawatir Al-Qaeda akan mulai bangkit. Padahal, Presiden Joe Biden berkata menarik mundur pasukan karena berhasil mengalahkan Al-Qaeda.

Dilaporkan VOA Indonesia, Jumat (10/9/2021), Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan, Kamis (9/9), bahwa kelompok ekstremis Al-Qaeda yang menggunakan Afghanistan sebagai pangkalan untuk menyerang Amerika Serikat 20 tahun lalu, mungkin mencoba beregenerasi di sana menyusul keluarnya pasukan Amerika yang telah membuat Taliban berkuasa.

Hal itu diungkap Austin kepada sekelompok kecil wartawan di Kuwait City pada akhir lawatan empat hari ke negara-negara Teluk Persia. Dia mengatakan Amerika Serikat siap mencegah kembalinya Al-Qaeda di Afghanistan yang akan mengancam Amerika Serikat.

"Seluruh dunia sedang mengamati apa yang terjadi dan apakah Al-Qaeda memiliki kemampuan untuk beregenerasi di Afghanistan,'' katanya.

"Al-Qaeda dan ISIS akan selalu berusaha menemukan ruang untuk tumbuh dan beregenerasi, apakah itu di sana, di Somalia, atau wilayah lain yang tidak berpemerintahan.”

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Taliban dan Al-Qaeda

Pasukan khusus Taliban tiba di dalam Bandara Internasional Hamid Karzai setelah penarikan militer AS, di Kabul, Afghanistan, Selasa (31/8/2021). Taliban menguasai penuh bandara internasional Kabul pada Selasa, setelah pesawat AS meninggalkannya landasan pacu. (AP Photo/Khwaja Tawfiq Sediqi)

Taliban pernah melindungi Al-Qaeda saat memerintah Afghanistan dari tahun 1996 hingga 2001. Amerika Serikat menginvasi dan menggulingkan Taliban karena menolak menyerahkan para pemimpin Al-Qaeda setelah serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

Selama perang 20 tahun AS, aktivitas Al-Qaeda sangat berkurang, tetapi pertanyaan kini kembali muncul tentang prospek masa depannya dengan Taliban di Kabul.

"Kami sudah memberi tahu Taliban bahwa kami berharap mereka tidak membiarkan itu terjadi," kata Austin, mengacu pada kemungkinan Al-Qaeda menggunakan Afghanistan sebagai basis operasinya di masa depan.

Dalam perjanjian dengan pemerintahan Trump Februari 2020, pemimpin Taliban berjanji tidak mendukung Al-Qaeda atau kelompok ekstremis lain yang mengancam Amerika Serikat. Namun para pejabat AS meyakini bahwa Taliban mempertahankan hubungannya dengan Al-Qaeda, dan banyak negara, termasuk negara-negara Teluk Arab. Mereka khawatir bahwa kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan dapat membuka pintu bagi kebangkitan pengaruh Al Qaida

Austin menegaskan bahwa militer AS mampu menanggulangi Al Qaieda atau ancaman ekstremis lainnya ke Amerika Serikat yang berasal dari Afghanistan dengan menggunakan pesawat pengintai dan serangan yang berbasis di tempat lain, termasuk di Teluk Persia. Namun ia juga mengakui bahwa usaha itu akan lebih sulit tanpa pasukan AS dan tim intelijen yang berbasis di Afghanistan. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya