Liputan6.com, Bangkok - Peneliti Thailand sedang mengembangkan pendeteksi Virus Corona COVID-19 berbasis keringat, dan mengujinya di jalan pada pemilik toko di pasar makanan Bangkok pekan ini.
"Untuk penjual pasar Bangkok, keringat ketiak yang membasahi T-shirt mereka selama musim hujan yang lembab mungkin mengandung tanda-tanda halus infeksi COVID-19," kata para ilmuwan setempat seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (10/9/2021).
Advertisement
"Dari sampel, kami menemukan bahwa orang yang terinfeksi COVID-19 mengeluarkan bahan kimia yang sangat berbeda," kata Chadin Kulsing dari Universitas Chulalongkorn di Bangkok.
"Kami menggunakan temuan ini untuk mengembangkan alat untuk mendeteksi bau spesifik yang dihasilkan oleh bakteri tertentu dalam keringat pasien COVID-19."
Chadin - yang mengatakan tes itu 95 persen akurat - berharap alat uji COVID-19 tersebut bisa diluncurkan sebagai alternatif yang terjangkau untuk tes swab yang lebih mahal dan memerlukan pemrosesan laboratorium.
Kendati demikian, alat uji COVID-19 tersebut saat ini masih dalam tahap pengembangan, dan penelitian di baliknya belum dipublikasikan atau ditinjau oleh rekan sejawat.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Adaptasi dari Perangkat Deteksi Bahan Kimia Beracun
Para ilmuwan mengadaptasi perangkat yang biasanya digunakan untuk mendeteksi bahan kimia beracun di lingkungan.
Caranya: subyek meletakkan kapas di bawah lengan selama 15 menit, lalu dimasukkan ke dalam botol kaca dan disterilkan dengan sinar UV.
"Teknisi kemudian mengambil sampel dalam jumlah yang sesuai menggunakan selang hisap, dan menekannya ke alat analisis untuk memeriksa hasilnya," kata Chadin.
Pengambilan sampel membutuhkan waktu 15 menit dan hasilnya siap dalam 30 detik.
Tes keringat mendapat acungan jempol dari vendor pasar Bangkok, yang mengatakan itu jauh lebih menyenangkan daripada tes usap lubang hidung.
"Tes keringat ini lebih nyaman karena saya bekerja sambil menunggu hasilnya," kata penjual semangka berusia 43 tahun kepada AFP.
"Dengan tes PCR, saya harus berada di pusat pengujian, duduk dan menunggu hasilnya dan itu hanya membuang-buang waktu saya."
Thailand, yang berjuang melawan gelombang COVID-19 ketiga dan terburuknya, melaporkan 16.000 kasus baru pada Kamis (9 September), menjadikan total sejak awal pandemi menjadi hampir 1,34 juta.
Advertisement