Tenang, Tenaga Kesehatan Tetap Dapat Insentif Jika Pandemi Covid-19 jadi Endemi

Sepanjang 2020-2021, tenaga kesehatan yang menangani kasus Covid-19 telah mendapatkan insentif.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2021, 14:10 WIB
Sejumlah tenaga kesehatan berpose saat memainkan angklung di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Selasa (23/3/2021). Acara tersebut dilakukan dalam rangka satu tahun beroperasinya RSDC Wisma Atlet Kemayoran. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Para ahli menyebutkan kondisi pandemi Covid-19 tidak mungkin berakhir, namun potensi menjadi endemi bisa terjadi. Menghadapi tantangan tersebut, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan instrumen APBN akan dibuat responsif dan fleksibel untuk menghadapi tantangan endemi.

Instrumen APBN tidak hanya akan digunakan untuk menangani sektor ekonomi semata. Melainkan juga didorong untuk penanganan dan pencegahan Covid-19 seperti vaksinasi dan insentif kepada tenaga kesehatan.

“Kita siapkan budgetnya di dalam APBN kita. Bukan hanya vaksin saja. Kita tahu bahwa tenaga kesehatan harus kuat," kata Febrio di Jakarta, Jumat (10/9).

Sepanjang 2020-2021, tenaga kesehatan yang menangani kasus Covid-19 telah mendapatkan insentif. Di masa depan, Febrio ingin insentif tersebut bersifat berkelanjutan dan lebih permanen.

"Nah karena ini sudah akan berkelanjutan, kita coba lihat bagaimana bentuk insentif dari nakes sini harusnya agak lebih permanen lagi sesuai dengan kondisi dari endemi tersebut,” jelas Febrio.

Dia melanjutkan ada pelajaran yang bisa diambil selama satu setengah tahun ditengah pandemi. Saat ini masyarakat sudah mulai melakukan kebiasaan baru dan akan menjadi bagian dari kebiasaan hidup baru ke depan.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Varian Baru

Tenaga kesehatan menyuntikkan cairan vaksin ke penumpang KRL Commterline serta masyarakat umum di Stasiun Kota, Jakarta, Rabu (28/7/2021). Vaksinasi disediakan 300 dosis bagi penumpang dan masyarakat umum guna menekan penyebaran Covid-19. (merdeka.comm/Imam Buhori)

Menurut Febrio, ini merupakan modal penting sehingga masyarakat itu semakin siap jika ternyata ada varian baru lagi yang melanda.

Harapannya, kasus penularan yang terjadi tidak terlalu tinggi, sektor kesehatannya semakin siap, tenaga kesehatan juga siap. Pun dengan rumah sakitnya dan stok oksigen dan peralatan medis penunjang lainnya juga lebih siap.

“Kita harus segera siap menangani kesehatannya, menangani pandemi, dan juga siap menangani masyarakat yang terdampak rentan, dan juga pengusaha-pengusaha kecil UMKM. Ini yang kita akan fokuskan ke depan,” tegas Febrio

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya