Ribuan Burung Pipit Jatuh Secara Misterius di Gianyar Bali

Dalam sebuah video, sebagian burung pipit yang jatuh ini masih bergerak, namun tidak bisa terbang.

oleh Komarudin diperbarui 10 Sep 2021, 15:19 WIB
Ribuan burung pipit berjatuhan secara misterius di kawasa Gianyar, Bali (dok.Instagram/@balibroadcast/https://www.instagram.com/p/CTl2Sdhhbig/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Kabar menyejutkan datang dari Gianyar, Bali. Ribuan burung pipit jatuh dan memenuhi sebuah area di wilayah tersebut.

"Ribuan burung jenis pipit terlihat berhamburan di tanah di wilayah Setra Br Sema Pring, Gianyar. Kejadian ini terjadi pada Pagi tadi (9/9)," tulis akun Instagram @balibroadcast sebagai keterangan video, Kamis, 9 September 2021.

Dugaan sementara, jatuhnya ribuan burung tersebut akibat hujan dan angin yang terjadi di Gianyar. Kondisi itu membuat sayap mereka basah, sehingga tak bisa mengepak.

Dalam video tersebut, tampak burung-burung berserakan di tanah. Beberapa terlihat bergerak-gerak, tapi mereka tak mampu terbang.

Unggahan tersebut ramai mendapat komentar dari warganet. Mereka bertanya-tanya tentang penyebab jatuhnya ribuan burung pipit tersebut.

"Apakah ada kaitan dngn bnyaknya pesawat jet yg disebut chamtrails melintas di bali akhir-akhir ini?" tanya seorang warganet. "Apakah sebuah konspirasi penyebaran bahan kimia dr langit? Masa hujan n angin bs bgitu? Suatu kejanggalan n keanehan. Hujan n angin udah ada dr dulu," komentar warganet yang lain.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pernah Terjadi

Burung pipit (dok. Wikimedia commons)

Peristiwa burung pipit berjatuhan bukan yang pertama terjadi di Bali. Sebelumnya, ribuan burung pipit ditemukan mati di kawasan Karangasem, Bali, pada 25 September 2017 lalu.

Wayan Darmaji, salah seorang staf di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyebutkan, saat itu dirinya berniat memarkir mobil truk engkel di gudang. Namun, begitu akan masuk ke halaman gudang, ia dihentikan oleh rekan-rekan kerjanya.

"Saya dihentikan oleh teman-teman tidak dikasih masuk. Katanya ada ribuan burung yang mati dan berserakan di halaman bawah pohon kepuh," tuturnya dikutip dari laman merdeka.com, Jumat (10/9/2021).

Para warga menduga kematian ribuan burung itu terkait meningkatnya suhu udara dan kontaminasi udara dengan belerang menyusul status Gunung Agung yang berada dalam level awas. Saat itu, terlihat kepulan asap dengan ketinggian 200 meter di atas permukaan dinding kawah gunung tersebut.


Fakta Burung Pipit

Pedagang memasukkan burung pipit ke dalam wadah di kawasan Pasar Petak Sembilan, Glodok, Jakarta, Minggu (31/1/2021). Pedagang pipit mengaku mengalami penurunan omzet saat pandemi karena banyak vihara yang tak menyelenggarakan ibadah untuk mengurangi penyebaran COVID-19. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Melansir dari beberapa sumber, faktanya, burung pipit menyukai hidup di suhu hangat khas wilayah tropis, seperti di Indonesia. Burung ini memiliki ukuran tubuh 10 sentimeter dan berat lima gram.

Burung yang memiliki paruh pendek ini dikenal menyukai biji-bijian, misalnya padi. Hal itu yang membuat burung ini sering terlihat di kawasan persawahan.

Burung pipit tak dapat bertahan pada iklim dingin. Namun, beberapa burung jenis ini mampu beradptasi pada cuaca dingin, seperti di Australia bagian utara.


3 Pertimbangan Sebelum Beraktivitas di Luar Rumah Saat Pandemi Covid-19

Infografis 3 Pertimbangan Sebelum Beraktivitas di Luar Rumah Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Niman)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya