Liputan6.com, Jakarta - Uni Eropa sudah menetapkan target pada 2035 mereka harus terbebas dari mobil yang menggunakan mesin pembakaran konvensional. Kesepakatan tersebut dibuat untuk memberikan lingkungan yang lebih bersih dari polusi yang diciptakan lewat kendaraan.
Namun, regulasi tersebut mendapat penolakan dari produsen supercar asal Italia, seperti Ferrari, Pagani dan Lamborghini.
Advertisement
Italia, menegaskan melalui Menteri Transisi Ekologi, Roberto Cingolani, mengatakan kesepakatan tersebut mungkin belum bisa dilakukan oleh para produsen otomotif seperti yang sudah disebutkan tadi.
"Kesepakatan tersebut dapat memungkinkan pembuat mobil kecil dari Italia untuk terus membangun kendaraan bertenaga gas setelah 2035," jelas Roberto, melansir Carscoops.
Sementara itu, dalam pemberitaan yang dirilis Bloomberg, mereka mencatat bahwa jika hal tersebut tetap dilakukan pada 2035 akan memberikan kesulitan bagi produsen otomotif.
Dalam laporan tersebut disebutkan para produsen seperti Ferrari, Pagani dan Lamborghini, tidak mendapatkan manfaat dari skala ekonomi penjualan.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Supercar Disebutkan Menyumbangkan Emisi yang Kecil
Selain itu, dampak lingkungan yang diciptakan dari mobil sekaliber Ferrari, Lamborghini dan kawan-kawan ini memiliki volume yang rendah. Tentunya ini jika dibandingkan dengan produsen otomotif besar lainnya di seluruh dunia.
"Mobil-mobil itu membutuhkan teknologi yang sangat khusus dan mereka membutuhkan baterai untuk transisi. Satu langkah penting adalah Italia menjadi otonom dalam memproduksi baterai berkinerja tinggi, dan itulah sebabnya kami sekarang meluncurkan program giga-factory untuk memasang di Italia fasilitas produksi skala besar untuk baterai," tambah Roberto.
Advertisement