FireEye dan Google Deteksi Kampanye Misinformasi yang Menuduh AS Sebar Covid-19

Kampanye misinformasi yang menuding virus corona baru atau Covid-19 berasal dari militer AS telah menyebar luas

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Sep 2021, 20:00 WIB
Ilustrasi COVID-19. Foto: (Ade Nasihudin/Liputan6.com).

Liputan6.com, Jakarta Kampanye misinformasi yang menuding virus corona baru atau Covid-19 berasal dari militer AS telah menyebar luas di berbagai media sosial, serta kemasan bahasa baru di seluruh dunia. Para pakar dari perusahaan keamanan, FireEye dan Google mengungkapkan hal tersebut.

Tindakan ini telah lama diidentifikasi sejak 2019, temuan ratusan akun dalam bahasa Inggris dan Tiongkok dioperasikan untuk mendiskreditkan gerakan demokrasi di Hong Kong.

Bermula dari media sosial seperti Twitter, Facebook dan Google, kampanye misinformasi ini telah menyebar ke berbagai situs di seluruh dunia yang didominasi oleh jaringan Rusia dan Jerman.

Akun di situs jejaring sosial seperti vKontakte dan LiveJournal yang beroperasi dengan bahasa Rusia, Jerman, Spanyol dan lainnya, telah memberikan misinformasi bahwa virus corona berasal dari AS dan dikembangkan oleh militer AS.

Beberapa akun berbahasa Rusia di LiveJournal menggunakan susunan kata yang identik seperti “Fort Detrick adalah sumber dari Covid-19” , merujuk pada markas militer AS di Maryland.

“Kami telah mengamati promosi yang luas dari konten berbahasa Rusia, Jerman, Spanyol, Korea, dan Jepang di berbagai platform AS dan bukan AS, selain aktivitas berbahasa Inggrisdan Tiongkok yang telah dilaporkan secara luas,” kata FireEye, melansir Reuters, pada Rabu (8/9/2021).

Beberapa akun yang saling berhubungan atau menggunakan foto yang sama,membantu peneliti menemukan koneksi di antara konten mereka. Youtube telah berhasil menghapus sekitar seribu saluran yang berhubungan dengan kampanye tersebut setiap bulan, meskipun banyak yang menampilkan konten hiburanTiongkok daripada misinformasi politik.

John Hultquist, wakil pimpinan dari analisis intelijen di FireEye, mengatakan, meskipun akuntersebut belum berhasil berbaur dan menarik pengikut, ia khawatir dedikasi pada sumber daya akan meningkatkan penyebaran misinformasi yang lebih meyakinkan.

“Mereka jelas mendapat mandat yang global. Seseorang memberikan mereka perintah yang cukup luas,” ucap Hultquist.

(MG/ Amadea Clarita)

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya