Liputan6.com, Jakarta - Peternak mengeluhkan anjloknya harga telur ayam di pasaran yang terus terjadi belakangan ini. Bahkan Presiden Peternak Layer Indonesia Ki Musbar Mesdi menyoroti harga pakan yang terus meningkat yang membuat peternak tak kunjung meraup untung.
Ia mengatakan, anjloknya harga telur di pasaran terjadi semenjak PPKM level 3 dan 4 di hampir seluruh wilayah di Indonesia. Harga jagung pakan ternak yang meningkat menjadi salah satu faktor yang ikut menyulitkan para peternak.
Advertisement
“Harga pakan naik terus, harga jagung terus naik ke level Rp 6.000 per kg. Padahal jagung merupakan bahan pakan pokok, karena pemakaiannya sampai 50-an persen,” katanya kepada Liputan6.com, Jumat (10/9/2021).
Lebih lanjut, ia menuding, bahwa harga jagung dengan kisaran Rp. 5.400-5.500 per kilogram adalah berita bohong atau hoaks. Ia menerangkan bahwa harga jagung yang ditemukannya bahkan hingga Rp 6.000 per kilogram.
“Harga jagung Rp 5.400 - 5.500 per kg yang disebarkan adalah berita bohong, atau kebohongan yang disengaja, agar dibaca pemerintah, seolah-olah stok jagung nasional cukup. Padahal real kami terima berada di posisi Rp 5.850 - 6.000 per kg dengan KA (kadar air) 16-17 persen, kalau di refraksi ke KA 15 persen harga jagung menyentuh Rp 6000-an per kg,” tuturnya.
Ki Musbar berharap perhatian pemerintah yang lebih serius agar para peternak bisa meneruskan usahanya. Caranya dengan mengatur harga jagung sesuai dengan Permendag Nomor 7/2020 yang berkisar Rp 4.000-Rp 4.500 per kilogram.
“Agar kami tidak tambah terimpit, kami mohon juga pada pemerintah agar komoditi produk Telur bisa dimasukkan dalam Paket Bansos Kemensos, karena bisa mencegah mengatasi penyakit Stunting pada Balita dan meningkatkan Herd Immunity,” pintanya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Sejalan
Lebih lanjut ia mengatakan, harga pakan tinggi tersebut tak sejalan dengan harga telur di pasaran. Biaya produksi yang tinggi membuat peternak banyak yang rugi terus menerus.
“Pantauan Harga real telur di tingkat farm sentra Peternak Blitar per hari ini anjlok parah tinggal Rp 14.400-14.600/kg,” katanya.
“Padahal dengan kondisi harga Pakan Jadi saat ini Rp 6.500 - 6.800/kg, sehingga membuat harga pokok produksi per kilogram telur menyentuh Rp 22.000-an/kg, kerugian di level peternak untuk per kg telur di kisaran Rp 5.000/kg, ini kondisi yang sangat luar biasa,” ungkapnya.
Guna mengembalikan seperti kondisi normal, Ki Musbar meminta pemerintah untuk turun tangan dalam mengendalikan dua hal. Yakni, penyediaan jagung dengan harga yang sesuai dengan ketetapan pemerintah.
“Dan Penyerapan telur peternak sesuai ketetapan pemerintah dengan dimasukan dlm paket Bansos Kemensos,” pungkasnya.
Advertisement