Liputan6.com, Jakarta Masih terjadi ketimpangan distribusi vaksin COVID-19 di dunia, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan, mekanisme berbagi dosis vaksin (dose-sharing) menjadi penting.
"Ada 5,5 miliar dosis vaksin di dunia telah disuntikkan. Sebanyak 80 persen di antaranya, di negara berpendapatan menengah dan tinggi," kata Retno saat menyambut kedatangan vaksin COVID-19 tahap 55 pada Jumat, 10 September 2021.
Baca Juga
Advertisement
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) menargetkan 10 persen populasi setiap negara selesai melakukan vaksinasi COVID-19 kepada warganya hingga akhir September 2021.
Menurut Retno, target WHO ini bisa dicapai oleh negara berpenghasilan tinggi. Sementara itu, di negara berpendapatan rendah, saat ini belum ada yang mencapai target 10 persen populasi yang divaksinasi.
Mengutip penelitian The Economist, tanpa redistribusi surplus vaksin COVID-19 dari negara maju, 1 sampai 2,8 juta orang bisa melayang terdampak penularan virus Corona.
"Untuk itu ke depannya, doses-sharing akan menjadi penting," terang Retno.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Komitmen Dose-Sharing Paling Lambat September 2021
Retno Marsudi menyampaikan, Dirjen WHO berharap adanya komitmen dose-sharing segera dipenuhi paling lambat akhir September 2021.
COVAC pun mengeluarkan pernyataan serupa bahwa dose-sharing dapat dilakukan dalam skala lebih besar.
"Target COVAC untuk menyalurkan 2 miliar dosis pada akhir 2021 menghadapi kendala. Termasuk larangan ekspor, kelangkaan pasokan dibanding permintaan, dan keterlambatan regulatory approval (persetujuan regulatif)," ujar Menlu Retno melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com.
Advertisement