Terduga Teroris Jakbar Pernah Sembunyikan Tersangka Kasus Bom Malam Natal 2000

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengungkapkan 4 teroris ini merupakan anggota jaringan Jamaah Islamiyah.

oleh Rita Ayuningtyas diperbarui 11 Sep 2021, 11:56 WIB
Tangan terduga teroris diborgol saat digiring anggota Densus 88 Antiteror setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (18/3/2021). Polri memindahkan 22 terduga teroris jaringan kelompok Jamaah Islamiyah (JI) dari Jawa Timur ke Jakarta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Polri menangkap 4 terduga teroris pada Jumat, 10 September 2021. Mereka ditangkap di Jakarta Barat dan Bekasi.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengungkapkan 4 teroris ini merupakan anggota jaringan Jamaah Islamiyah.

Menurut dia, satu orang ditangkap di Jakarta Barat yaitu SH. Dia merupakan petinggi Jamaah Islamiyah pada periode tertentu.

"Keterlibatan sebagai dewan syuro Jamaah Islamiyah di masa Amir Parawijayanto," ungkap Ramadhan seperti dikutip dari Antara.

Selain itu, lanjut dia, dia pernah ditangkap pada 2004 karena menyembunyikan Ali Gufron alias Muklas. Ali Gufron merupakan teroris yang menjadi tersangka bom malam natal pada 2000 lalu.

TNI dan Densus Antiteror 88 menyisir wilayah di Poso

Bekasi

Sementara, 3 terduga teroris lainnya yang ditangkap di Bekasi adalah MEK, S dan AR.

Densus 88 menangkap dua terduga teroris, MEK dan S, di Kelurahan Harapan Jaya, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Salah satu terduga, S, diketahui menjabat sebagai salah satu pengurus RT setempat, dan aktif bersosialisasi.

"Dia seksi olahraga saya. Kalau ada orang sakit suka nengokin bareng juga," kata Ketua RT 03 Kelurahan Harapan Jaya, Haris Fadilah (55), Jumat (10/9/2021).

Menurutnya, S dan keluarganya sudah tinggal di wilayah Bekasi selama kurang lebih 30 tahun. Warga tak ada yang menaruh curiga pada S, lantaran sering melakukan aktivitas laiknya warga lainnya.

"(S) sudah dari kecil tinggal di sini. Dia kerja di Jakarta Timur. Tidak ada yang aneh sih dengan aktivitasnya. Makanya saya kaget banget," ujarnya.

S, kata Haris, juga dikenal aktif dalam kegiatan keagamaan di lingkungan tempat tinggalnya. Bahkan, S sering diminta sebagai pengisi ceramah dan imam salat di masjid setempat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya