Liputan6.com, Jakarta - PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) telah menutup 32 toko sejak 2019. Pada akhir 2019, Perseroan tercatat masih memiliki 169 toko, dan kini hanya tersisa 137 toko.
Chief Financial Officer Matahari Department Store, Niraj Jain mengatakan, alasan sejumlah toko ditutup lantaran tak banyak memberi kontribusi bagi Perseroan. toko-toko yang ditutup itu hanya mampu mencatatkan EBITDA margin sebesar 4,5 persen, atau 2,1 persen dari total EBITDA perusahaan. Serta hanya berkontribusi 8,4 persen atas penjualan kotor.
Advertisement
"Jadi ini mengkonfirmasi bahwa toko-toko itu kurang produktif dan kurang menguntungkan,” kata dia, ditulis Sabtu (11/9/2021).
Usai memangkas sejumlah toko, Niraj mengatakan EBITDA Perseroan tercatat lebih baik. Sebelumnya, EBITDA margin untuk 169 toko sebesar 17,7 persen. Namun, setelah 32 toko tutup, atau hanya sisa 137 toko, EBITDA naik menjadi 18,6 persen.
"EBITDA margin untuk 169 toko adalah 17,7 persen. 137 toko yang kami pertahankan sekarang kami lihat bisa memiliki potensi jangka panjang, itu EBITDA marginnya naik menjadi 18,6 persen karena kami menutup toko yang kurang menguntungkan," pungkas dia.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Gerak Saham LPPF
Pada penutupan perdagangan Jumat, 10 September 2021, saham LPPF turun 2,12 persen menjadi Rp 2.770 per saham. Saham LPPF dibuka stagnan Rp 2.830 per saham.
Saham LPPF berada di level tertinggi Rp 2.860 dan terendah Rp 2.760 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 2.445 kali dengan volume perdagangan 36.996. Nilai transaksi Rp 10,4 miliar.
Advertisement