Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir telah meresmikan pembentukan 6 subholding migas. Hal ini setelah Pertamina setelah menuntaskan proses restrukturisasi melalui penandatanganan sejumlah dokumen legal (legal end-state) awal september lalu.
Erick Thohir pun berharap keberadaan subholding ini, PT Pertamina (Persero) mengukuhkan tekadnya untuk mengejar aspirasi pemegang saham mencapai nilai pasar USD 100 miliar dan Global Energy Champion pada tahun 2024.
Advertisement
"(Lewat subholding migas) Terbentuknya organisasi yang fokus, agile, lean, efisien, dan streamlining decision making untuk menjadikan Operational Excellence," kata dia, Sabtu (11/9/2021).
Lantas bagaimana kinerja dan manfaat dari pembentukan 6 subholding migas ini? Berikut rinciannya:
1. Kinerja Subholding Upstream (sektor hulu)
a). Laba semester I sebesar USD 1 milyar atau 238 persen dari Budget 2021
b). Efisiensi biaya operasional, 92 persen dari Budget
c). Di Kalimantan Timur dan Jawa Barat, potensi cadangan minyak dan gas bumi meningkat hingga 204,7 juta barrel
2. Kinerja Subholding Refinery and Petrochemical
Laba semester I sebesar USD 322 juta dengan profit margin 3,24x lebih besar dari Budget
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Selanjutnya
3. Kinerja Subholding Gas
Laba semester I sebesar USD 185 juta atau 357 persen dari Budget
4. Kinerja Subholding Commercial & Trading
a). Realisasi Pertashop sebanyak 2.547 unit
b). Pengembangan digitalisasi apps “My Pertamina” dengan registered user sebanyak 13,7 juta pengguna
5. Kinerja Subholding Power & New Renewable Energy
a). Laba semester I sebesar USD 56,8 milion atau 150 persen dari Budget
b). Efisieni biaya operasional, 87 persen dari Budget
6. Kinerja Subholding Shipping
a). Laba semester I sebesar USD73,4 milion
b). Efisiensi biaya operasional, 82 persen dari Budget
c). Vessel utilization sebesar 99,8 persen, atau meningkat 11 persen dari Budget
Advertisement