Menelusuri Jejak Kejayaan Jalur Perdagangan Pantai Gesing Gunungkidul

Kabupaten Gunungkidul rupanya menjadi salah satu saksi peradaban dan sejarah Indonesia

oleh Switzy Sabandar diperbarui 12 Sep 2021, 12:00 WIB
Penutupan tersebut terpaksa dilakukan karena pihaknya masih menunggu hasil swab dari 3 orang petugas TPR yang lain. Sebelumnya, karena ada seorang petugas TPR yang dinyatakan positif, maka ada 3 petugas lain yang terpaksa dilakukan tracing.

Liputan6.com, Yogyakarta - Kabupaten Gunungkidul rupanya menjadi salah satu saksi peradaban dan sejarah Indonesia. Selain sebagai tempat pelarian keturunan Kerajaan Mataram Hindu terakhir, Gunungkidul juga menjadi lokasi favorit bersandarnya kapal-kapal besar pedagang yang berburu hasil bumi.

Dikutip dari berbagai sumber, Pantai Gesing yang terletak di Kelurahan Girikarto, Kapanewon Panggang, dulunya merupakan pelabuhan kecil. Pantai Gesing memang terletak di teluk kecil sehingga cukup aman bagi kapal-kapal besar pedagang untuk bersandar di pantai ini. hal ini diperkuat dengan beberapa panemuan manuskrip sejarah mengenai sejarah jalur perdagangan menuju Pantai Gesing.

Komoditas perdagangan zaman dahulu diduga berasal dari Patuk, Playen dan Dlingo. Kemudian berkumpul di pasar yang berada di Bayusoca, Kapanewon Playen. Selanjutnya dinaikan ke kapal yang berlabuh di Pantai Gesing untuk dibawa ke perdagangan Internasional. Komoditas yang diminati saat itu antara lain, minyak kayu putih, vanili, kunyit, dan cengkih.

Penemuan satu peti mata uang logam dengan bertuliskan huruf hanzi pada 2016 juga menunjukan Gunungkidul diminati pedagang dari China pada masa itu. Penemuan mata uang kuno tersebut ddi Playen dengan berat mencapai 13,5 kilogram.

Hingga saat ini, Dinas Kebudayaan Gunungkidul masih berupaya mengumpulkan bukti-bukti sejarah dari adanya jalur perdagangan melalui pantai Gesing. Tujuannya, agar dapat diajukan menjadi warisan budaya tak benda UNESCO.

(Tifani)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya