Liputan6.com, Jakarta - Pencegahan bunuh diri tidak hanya soal edukasi dan narasi, namun juga intervensi melalui aksi nyata. Berangkat dari keyakinan itu, peneliti Emotional Health for All (EHFA) Dr. Sandersan Onie menggagas ehfa.id, lamanpencegahan bunuh diri.
Bekerja sama dengan Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia, Sandy, sapaan akrabnya, menjelaskan bahwa konsep laman ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya sebagai penyintas bunuh diri. Karena itu, fitur-fitur di dalamnya dibangun berdasarkan apa yang dulu membantunya melewati masa-masa itu.
"Selain pengalaman penyintas bunuh diri, tools di website ini juga merupakan hasil gabungan penelitian dan data," katanya dalam jumpa pers virtual, Sabtu (11/9/2021).
Baca Juga
Advertisement
Sebagai tahap awal, Sandy menyoroti dua tools utama. Pertama, fitur "Saya Butuh Bantuan," yang disebutnya bisa digunakan saat seseorang berpikir ingin bunuh diri. Setelah diklik, video yang menciptakan keterhubungan personal jadi pertama yang muncul.
"Selain dalam Bahasa Indonesia, kami juga menyediakan (layanan dalam) Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa (di fitur Saya Butuh Bantuan). Sengaja dibuat demikian karena kami ingin berkomunikasi dengan bahasa paling familiar, bahasa paling dekat dengan pengguna. Karena dalam kondisi ini, kami mungkin hanya punya beberapa menit untuk menarik perhatian mereka (sehingga tidak jadi bunuh diri)," katanya.
Ia menyebut bahwa ketiga pilihan bahasa ini hanya langkah awal, mengingat pihaknya masih terus mengembangkan fitur tersebut dalam ragam bahasa daerah lain. "Kami juga menyiapkan bahasa isyarat nantinya," ucap Sandy.
Setelah video, ada juga teks dan aktivitas yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah latihan pernapasan untuk menenangkan diri, membantu menyadari bahwa keinginan bunuh diri hanya sementara. Masih di fitur yang sama, pihaknya juga menyediakan bantuan profesional.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Membuat Rencana Keamanan
Selain itu, Sandy juga memperkenalkan fitur lain, yakni "Safety Plan." Masuk dalam kategori aktivitas, ini bermaksud memastikan setiap orang siap menghadapi keinginan bunuh diri yang bisa datang kapan saja.
"Ambil waktu tenang untuk mengisi formulir di bawah ini bersama kami. Kamu juga bisa mengajak teman dekat atau konselor untuk membantumu. Ketika kamu sudah selesai mengisi, click submit, tuliskan emailmu dan kami akan mengirimkan hasilnya untuk kamu simpan," begitu keterangan di laman tersebut.
Safety Plan, kata Sandy, membantu mengidentifikasi pemicu keinginan bunuh diri, menuliskan alasan untuk tetap bertahan hidup, dan mengingat kembali aktivitas apa yang paling disukai. Jawaban rangkaian pertanyaan ini bisa jadi pengingat saat menghadapi waktu-waktu kritis.
Advertisement
Merespons Tanda-Tanda Seseorang Ingin Bunuh Diri
Sandy mengatakan, situs web ini juga bisa jadi cara membantu teman, kenalan, atau siapa pun yang telah menunjukkan tanda-tanda ingin bunuh diri. "Kalau ngomong, mungkin tidak tahu harus ngomong apa. Makanya bisa kasih link website ini ke orang tersebut," tuturnya.
Ketua Umum IPK Indonesia DR. Indria Laksmi Gamayanti menjelaskan orang yang berisiko bunuh diri adalah mereka yang memiliki masalah psikologi berat antara lain karena prediposisi kerentanan, deprivasi maternal, serta mengalami kekerasan, perundungan, trauma, atau diskriminasi.
"Bisa juga mereka yang mengalami tekanan hidup berat, minim dukungan sosial, adanya anggota keluarga bunuh diri, serta mudah mendapatkan alat bunuh diri," urainya.
Ia menyambung bahwa orang berkeinginan bunuh diri bisa dilihat dar sikap dan kata-katanya. Namun demikian, Indria menegaskan bahwa adanya tanda-tanda tidak berarti orang itu pasti mau bunuh diri. "Namun perlu, bahkan wajib, direspons dengan serius," tegasnya.
Kontak Bantuan
Bunuh diri bukan jawaban apalagi solusi dari semua permasalahan hidup yang seringkali menghimpit. Bila Anda, teman, saudara, atau keluarga yang Anda kenal sedang mengalami masa sulit, dilanda depresi dan merasakan dorongan untuk bunuh diri, sangat disarankan menghubungi dokter kesehatan jiwa di fasilitas kesehatan (Puskesmas atau Rumah Sakit) terdekat.
Bisa juga mengunduh aplikasi Sahabatku: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku
Atau hubungi Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567 yang melayani berbagai pengaduan, permintaan, dan saran masyarakat.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
Infografis Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19
Advertisement