Liputan6.com, Jakarta - Pemilik sebuah klinik operasi plastik di China ditangkap polisi setelah videonya memukuli dan mengancam pasien muncul di media sosial. Insiden itu terjadi ketika klien mengeluh tentang "operasi mata yang gagal" dan meminta pengembalian dana dari klinik Xiyue Cosmetic Surgery di Jinan, Provinsi Shandong, lapor Red Star News, Sabtu (11/9/2021).
Dalam rekaman tersebut, pemilik klinik yang diidentifikasi bernama Liu dan dua staf menyambar ponsel klien ketika ia hendak menelepon polisi. Ketika pasien yang diketahui bernama An ini mencoba meninggalkan tempat itu, Liu menghentikannya, memaksanya duduk dan menandatangani perjanjian untuk menyelesaikan perselisihan.
"Setelah menandatangani perjanjian, Anda harus menghubungi otoritas untuk menarik keluhan Anda. Hanya setelah Anda selesai menelepon pihak berwenang, saya akan membiarkan Anda pergi," kata Liu dalam video tersebut.
Baca Juga
Advertisement
"Jika Anda mengatakan sepatah kata pun pada otoritas yang tidak memuaskan saya, saya akan menampar wajah Anda, Anda tahu?" ucapnya. "Keluhan Anda membuat saya kesulitan. Apakah Anda pikir saya akan membiarkan Anda meninggalkan Jinan hidup-hidup?"
Karena rekaman itu, Liu ditahan dan didakwa dengan pemenjaraan ilegal, kata polisi setempat. Dua karyawannya, bermarga Qu dan Sun, telah didakwa dengan pelanggaran yang sama, tapi dibebaskan dengan jaminan.
Melansir SCMP, tidak jelas siapa yang merekam video dan mengunggahnya ke media sosial. Sementara, pihak klinik operasi plastik merilis pernyataan di Weibo, menyangkal ada masalah dengan operasi An dan bahwa pengembalian uang "tidak masuk akal."
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tudingan Klinik Bedah Plastik
Klinik itu juga menuduh An merusak reputasi mereka dan mengklaim bahwa ia adalah "pembuat onar di rumah sakit." Mereka juga mengklaim bahwa si klien memiliki tim yang membantunya menyebarkan insiden itu secara online.
Pihak berwenang memerintahkan klinik menghentikan operasi setelah skandal itu terungkap. Pemeriksaan platform pendaftaran bisnis nasional Tianyan menunjukkan bahwa ruang lingkup bisnis Xiyue tidak termasuk bedah kosmetik dan tidak memiliki lisensi institusi medis, Red Star News melaporkan.
Pada bulan Juli, sebuah klinik kosmetik medis di Hangzhou diperintahkan menutup dan membayar kompensasi pada keluarga seorang beauty influencer yang meninggal setelah operasi sedot lemak yang gagal. Wanita 33 tahun itu mengalami infeksi kulit yang serius dan berakhir di perawatan intensif selama dua bulan sebelum meninggal dunia.
Advertisement
Prosedur Kecantikan Gagal Menelan Korban Jiwa
Juga soal prosedur sedot lemak yang gagal, Dr Vanessa Kwan Hau Chi, dokter bedah plastik asal Hong Kong, telah dinyatakan bersalah. Keteledoran berujung meninggalnya seorang pasien ini terjadi di sebuah pusat kecantikan di Hong Kong, tujuh tahun lalu.
Dokter 38 tahun itu dihukum juri Pengadilan Tinggi setempat atas kematian Josephine Lee Kar Ying pada 26 Juni 2014. Putusan dicapai setelah delapan jam diskusi di bawah pengawasan Hakim Susana D'Almada Remedios.
"Ini adalah pelanggaran yang sangat serius dan saya tidak dapat melihat hukuman lain, selain pidana penjara," katanya.
Lee, korban kejadian itu, adalah seorang instruktur tari dengan berat 113,5 kilogram (kg) sebelum menerima perawatan dari teman sekolahnya, Kwan. Lee menjalani operasi sedot lemak pertamanya dengan menargetkan bagian perut pada 20 April 2014. Prosedur kedua dilakukan di tahun yang sama pada 26 Juni 2014 untuk menghilangkan lemak punggung.
Penyebab kematiannya tidak dapat dipastikan, tapi para ahli telah mengesampingkan overdosis obat bius, trauma, perdarahan, dan infeksi. Jaksa Juliana Chow Hoi Ling mengatakan Kwan, sebagai satu-satunya dokter terdaftar yang hadir di ruang operasi selama tiga jam prosedur sedot lemak, berutang perawatan pada Lee.
Infografis Fenomena Operasi Plastik
Advertisement