Membaca Narasi dalam Lukisan Seniman Muda Kie Art Purbalingga

Ada 33 karya yang dipamerkan di Galeri Kie Art

oleh Rudal Afgani Dirgantara diperbarui 12 Sep 2021, 14:00 WIB
Kie Art Project, wadah para seniman muda di Purbalingga, menggelar peresmian galeri sekaligus pameran lukisan bertajuk "Kami Masih Mencintaimu Indonesia". (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Liputan6.com, Purbalingga - Wajah dinding-dinding di Galeri Kie Art Project Purbalingga tampak ayu malam itu. Lampu-lampu menyorotkan cahaya temaram yang hangat, memantulkan warna-warni dari lukisan-lukisan yang terpanjang rapi di dinding. Malam itu, Kie Art Project, wadah para seniman muda di Desa Sidareja, Kecamatan Kaligondang, Purbalingga, menggelar peresmian galeri sekaligus pameran lukisan bertajuk "Kami Masih Mencintaimu Indonesia".

Ada 33 karya yang dipamerkan pada awal Agustus yang lalu. Dari jumlah itu, 24 di antaranya merupakan karya pelukis yang berproses di Kie Art Painting, satu dari sekian cabang seni yang ditekuni Kie Art Project.

Setiap karya yang dipamerkan, ada narasi yang ingin dikisahkan. Beberapa karya mengangkat isu perempuan, beberapa yang lain mengangkat memori masa kecil yang penuh kebahagiaan.

Lukisan bertajuk "Best Version of You" karya Alexa dan "A Strong Woman" karya Rakhma misalnya. Kedua lukisan ini menarasikan isu perempuan dalam balutan tradisi kontemporer dan tradisional.

"Best Version of You" bertutur tentang gambaran kemerdekaan hidup seorang perempuan untuk mengejar apapun imaji ideal yang diimpikan. Dalam karya ini, pelukis menggambarkan seorang perempuan berambut kribo berkulit cokelat yang tampak percaya diri dengan balutan busana mini dan sepatu boot.

Perempuan ini tampak nyaman dengan penampilannya. Bisa jadi, inilah interpretasi pelukis tentang versi terbaik dari figur dalam lukisan yang dikombinasikan dengan seni doodle. Bahwa cantik tak harus berambut lurus atau berkulit kuning langsat. Cantik adalah tentang penerimaan diri dan bagaimana nyaman dengan penampilan sendiri.

Sementara pada karya "A Strong Woman" kental dengan nuansa tradisional. Lukisan ini menggambarkan seorang gadis muda yang mengenakan tingkuluak tanduk, penutup kepala khas perempuan Minang yang menyerupai tanduk.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kolaborasi

Kie Art Project, wadah para seniman muda di Purbalingga, menggelar peresmian galeri sekaligus pameran lukisan bertajuk "Kami Masih Mencintaimu Indonesia". (Foto: Liputan6.com/Rudal Afgani)

Tingkuluak yang dikenakan gadis ini tak runcing, menyimbolkan kelembutan budi pekeri yang enggan melukai sesama. Dalam lukisan ini, sang gadis duduk di atas ikan besar dengan sisik berwarna biru cerah dan mengangkat wadah yang penuh dengan ikan.

Sisik ikan dalam tradisi tionghoa bermakna keberuntungan, rezeki yang terus mengalir, dan umur panjang. Melalui karya ini, pelukis seolah ingin mengisahkan betapa beragamnya budaya Nusantara. Keragaman itu kemudian menyatu dalam harmoni dan mewujud dalam rupa keindahan negeri.

"Kami ingin mengajak anak-anak muda untuk menoleh kembali bahwa betapa kayanya Indonesia. Dengan kami mengangkat tema tersebut, kami seperti menyatukan energi agar Indonesia bangkit dari pandemi,"ujar Gita Yohanna Thomdean, pendiri Kie Art Cartoon School Sidareja.

Pameran lukisan ini merupakan buah kolaborasi apik dengan Dua Lighting yang 17 tahun malang-melintang dalam industri pencahayaan.

Dua Lighting juga akan berkolaborasi untuk mengembangkan lampu hias dengan lukisan kartun yang bakal dipasarkan di Jakarta dan beberapa daerah lainnya.

"Dua Lighting akan bekerja sama dengan Kie Art Cartoon School untuk galeri Kie Art Cartoon Paintings yang mungkin bisa membawa Sidareja ini ke kancah internasional," kata Slamet Santoso, Pendiri Kie Art Project.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya